Seorang biarawati bernama Eman Merung, mengizinkan tulisan refleksinya dimuat di media Suara Anak Negeri.
Ia bertugas di Kabupaten Merauke yang kini telah ditetapkan negara menjadi Pusat Pemerintahan Provinsi Papua Selatan yang terdiri dari 4 Kabupaten yaitu Merauke, Asmat, Bevendigoel dan Mapi.
Pembauran inklusifitas hidup di tengah masyarakat Merauke dengan semangat pendiri terekat JMJ ia berkarya dalam spiritualitas tarekatnya, menarik untuk diketahui publik.
Pluralitas hidup masyarakat yang dihadapinya, membuat ia memiliki sensifitas terhadap pola hidup setiap orang yang menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup membiaranya.
Beberapa refleksinya, menjadi inspirasi hidup bagi pemanusiaan manusia yang sedang berproses memaknai hidupnya dari bagaimana ia ada dan bermakna bagi orang lain.
Refleksi-refleksinya selalu berangkat dari kondisi faktual yang dialami dan dihayati sebagai caranya dan terlebih cara Tuhan berkarya dalam dan melalui dirinya.
Demikian tulisan ini merupakan bagian pertama dari sejumlah refleksi yang akan dimuat di media Suara Anak Negeri untuk direnungkan dengan judul: Bahagia adalah Pilihan Kita Sendiri, Bukan Orang Lain.
Ia menulis…
“Perhatikanlah burung-burung gagak! Mereka tidak menanam, tidak menuai, tidak juga mempunyai gudang atau lumbung. Tetapi Allah memerlihara mereka! Kalian jauh lebih berharga daripada burung-burung!” (Lukas 12:24)
Ada orang berpikir, berbahagia jika memiliki harta dan kekayaan yang berlimpah-limpah atau jabatan dan kedudukan yang tinggi, padahal semua itu hanya OPTIONAL, bukan PRIORITAS.
Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar.
Bahagia adalah Pikiran Kita Sendiri.
Sesungguhnya kebahagiaan bisa diraih oleh siapa saja, kapan saja dan bisa di mana saja, tentunya termasuk saudara dan saya…
Ya… Kita Semua Bisa Bahagia…
Katanya, Tak ada orang lain yang bisa membuat kita “bahagia” baik itu pasangan hidup kita, sahabat kita, hobi kita.
Semua itu tidak bisa membuat kita bahagia, karena yang bisa membuat diri kita bahagia adalah diri kita sendiri, kita bertanggungjawab atas diri kita sendiri…
“Kalau kita sering merasa berkecukupan, tak pernah punya perasaan minder, selalu percaya diri, kita tak akan merasa sedih…”
“Bila saat ini kita merasa belum bahagia, minta pada Tuhan agar Hati dan Pikiran kita diubahkan, lalu mulai mengucap syukur atas segala kebaikan dan kasih setia Tuhan”.
Mengapa…?
Karena… “Damai Sejahtera dan Sukacita hanya bisa dialami ketika kita berdamai dan bersekutu dengan Tuhan. Kebahagiaan tidak tergantung pada keadaan kita… Kebahagiaan itu adalah pilihan yang kita ambil”.
Mari ciptakan “Kebahagiaan” itu… Pertama dari diri kita sendiri bukan dari orang lain!
“Tuhan, Engkau akan membuat kami sejahtera; segala yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami”. (Yesaya 26:12)
Sr. Emang Merung, JMJ