Oleh: I Ketut Surajaya
–
Aku terenyuh malu geli
Aku marah kadang kasihan
Menyaksikan perangai buruk
Memaksa berbagai cara
Diliput dipertontonkan media
Sepanjang hari
Mudik silahturahmi
Mereka memaksa
Menumpuk kardus, karung
Di atap mobil kecil
Barang bawaan mudik
Pada hal itu mobil
Bukan peruntukan angkut barang
Mereka juga memaksa
Berdempetan di mobil keluarga
Melebihi kapasitas
Sungguh beresiko
Setengah abad lampau
Mereka memaksa menaikkan
Anak-anak mereka
lewat jendela kereta api
Yang penting masuk kereta
Tak perlu dapat tempat duduk
Yang penting bisa mudik
Aku mengalaminya
Para sopir bus memaksa
Menaikkan penumpang
Bayaran melebihi tarif
Mereka memaksa
Menggenjot kendaraannya
Dalam keadaan lelah dan ngantuk
Berakibat fatal melayang nyawa
Mereka memaksa menaiki perahu
Melebihi kapasitas penumpang
Berakibat fatal tenggelam
Di tengah danau
Mereka memaksa naik motor
Goncengan anak dan istri
Ditambah barang
Sangat membahayakan diri
Dan orang lain
Mereka memaksa
Nerobos antrian
Menyulut kegaduhan
Memaksa bukan hanya
Pada hari-hari raya
Juga dalam keseharian
Mereka memaksa
Nerobos lampu dan rambu
Lalu lintas
Mereka memaksa zigzag
Di tengah padatnya lalu lintas
Dan banyak lagi tindakan
Memaksa ugal-ugalan
Apakah anak negeri ini
Berbudaya memaksa?
Apakah di negeri ini
Tidak ada budaya malu?
Apakah etika dan sopan santun
Telah dikangkangi?
Mereka suka pamer kekuasaan
Dan memaksakan kehendak
Sangat memalukan
Apakah budaya memaksa
Terkait pendidikan budi pekerti?
Pendidikan hukum?
Pendidikan keluarga
Menghargai harkat manusia?
Hayo sobat
Mari akhiri budaya memaksa
Depok, 13 April 2024