Dilaporkan oleh:

Dr. La Jumu, S. Sos.,S.Kep.Ns.,M.Kes

(Poltekes Kemenkes RI Prodi Keperawatan Biak Numfor Provinsi Papua)

Tulisan dengan judul di atas, akan dimuat berkala dalam empat  edisi dengan judul: DBD Public Healt,  Kesehatan Lingkungan Mencegah DBD, Tradisional Medicine DBD dan Makanan-Makanan dan Minuman Untuk Pasien Dengan Penyakit DBD.

Laporan ini merupakan rangkuman dari “Diskusi Akademik Forum Doktor Politeknik Kesehatan RI” dalam rangka public awarness terhadap penyakit DPB yang secara statistic berdampak kematian yang cukup significan di Indonesia.

Jusuf Kristianto, M.M.,M.HA.,MPH.,Ph.D pemateri pertama dengan judul “DBD Public Healt” dengan aksentuasi imperatif pada sub-judul “Waspada!!! Demam Berdarah!” Sebuah pesan yang ingin disampaikan pada forum spesialis kesehatan dengan latar belakang disiplin ilmu bahwa persoalan demam berdarah bukan persoalan sederhana yang kini dihadapi seluruh masyarakat Indonesia.

Demam berdarah dengue atau DBD adalah penyakit yang disebabkan virus dengue dan ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini akan membuat penderitanya mengalami nyeri hebat, bahkan seluruh tulang dan persendian seakan-akan terasa patah. Jika tidak ditangani dengan baik, demam berdarah bisa menyebabkan komplikasi yang cukup parah, bahkan berpotensi menyebabkan kematian.

Data di atas menjadi rujukan bagi para akademisi di dunia kesehatan bahwa sejatinya penyakit demam berdarah yang ditularkan oleh aedes aegypti harus serius ditangani , bukan hanya pada tataran akademik di kampus, namun terlebih di tengah masyarakat yang lingkungan hidupnya berpeluang tumbuh dan berkembang biak nyamuk sebagai sumber utama penyakit DBD.

Dr. Jusuf Kristianto, M.M.,M.HA.,MPH.,Ph.D merilis data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2022 yang menunjukkan persentase kejadian dengue berdasarkan usia rentan pada usia 5-14 tahun dan usia 15-44 tahun. Persentase kematian 45 % pada umur 5-14 tahun disusul 21 % usia 1-4 tahun dan 18 % 15-44 tahun, sedangkan umur di atas 44 tahun  12 %.

Ia mengingatkan semua orang akan gejala-gejala demam berdarah:  mendadak panas tinggi 2-7 hari, demam tinggi lebih dari 390 sampai 410 diberi obat paracetamol turun dan akan naik lagi setelah 3 jam, 5 L yaitu lemas, lemah, letih dan lesu, sakit kepala, nyeri belakang mata area dahi, nyeri otot dan sendi, mual dan muntah, nyeri di ulu hati, kadang diare, muncul bintik-bintik merah pada kulit, kadang terjadi mimisan dan bila sudah parah penderita gelisah, nafasnya cepat, tangan dan kakinya dingin dan berkeringat.

Dr.Jusuf Kristanto lalu menekankan sensifitas semua orang yang terindikasi bahwa ada tiga fase ketika virus berada dalam aliran darah.

Fase pertama, merasa demam tinggi. Pada saat ini demam pertama akan muncul sekitar tiga atau empat hari setelah gigitan nyamuk.

Fase kedua, fase kritis Dimana terapat berbagai kebocoran plasma secara tiba-tiba di dalam perut. Pengidap demam berdarah akan menunjukkan tanda-tanda penyempitan intravaskuler atau pendarahan berat dan harus segera dirujuk ke rumah sakit.

Fase ketiga, penyembuhan. Pada fase ini kebocoran plasma akan berhenti sejalan dengan reabsorpsi plasma dan cairan.

Dr. Jusuf Kristanto mengintatkan faktor penyebab kematian dari nyamuk aedes aegypti berdasrkan data statistik sangat memprihatinkan.

Idealiseme menurutnya ada zero demam berdarah di seluruh Indonesia. Fakta dan data berbicara lain akibat kecerobohan manusia Indonesia berdampak kematian. Untuk itu ia menawarkan tips mencegah DBD sebagai berikut:

Langkah dunia akademik hal pertama dan utama yang harus dilakukan menurutnya adalah  healt promotion  dengan pendidikan penyuluhan dan penyuluhan, perbaikan suplai dan penyimpanan air, pertumbuhan penduduk, perbaikan lingkungan sanitasi, secara spesifik melalui abatisasi, fogginggfoucus dan pemeriksanaan lentik berkala, mencegahan gigitan nyamuk dan mengedalikan vector.

Selain itu melakukan prompt treatment dengan melacak penderita, penemuan dan pertolongan penderita, pemeriksaan laboratorium dan pengobatan penderita.

Menurut Dr. Jusuf hal yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan disabiltation rehabilitation dengan pengobatan dan perawatan yaitu pemberian carian atau tranfusi darah, transfuse sel trombosit atau pemberian cairan plasma dan rehabilitation yaitu rehabilitasi mental, rehabilitasi sosial dan rehabilitasi vokasional pada penderita demam berdarah.

 

Doc. Foto