Oleh: Stefi Rengkuan
Pasca pandemii covid-19 yang melanda dunia dan Indonesia, perguruan WKO Shinkyokushinkai Indonesia berhasil menyelenggarakan kejuaraan skala nasional, berturut 2022 di Cilodong, 2023 di Bandung, dan di Semarang, 7 Juli 2024. Ketiga kegiatan Indonesia Open ini menjadi istimewa, juga karena menggabungkannya dengan peserta Yunior (usia 10 – 16 tahun).
Tapi khusus kejuaraan tahun 2024 ini peserta yunior dibatasi umur 15 -16 tahun, yakni mereka yang sudah dekat memasuki umur untuk bisa masuk dalam Kejuaraan Terbuka: 17 tahun ke atas. Nama “Festival” yang dipakai dalam di tahun 2022 dan 2024 digantikan menjadi “Yunior”.
Alasan pembatasan kepesertaan karena memang terkait pendanaan juga. Pasalnya, perguruan memang masih mengandalkan sumber internal secara mandiri, tidak melibatkan dana2 pemerintah. Kendati perguruan ini sudah bernaung dalam wadah resmi yang diakui pemerintah melalui Yayasan Keluarga Besar Shinkyokushinkai Indonesia, namun tidak berada di bawah lembaga-lembaga pembinaan olahraga karate yang nampaknya sudah tertutup untuk keanggotaan. Memang aneh bin ajaib aturan lembaga2 yang katanya mengklaim diri sebagai forum resmi yang berada di bawah komite olah raga nasional yang diayomi oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Perguruan terus berusaha dan terbuka untuk bersinergi dan bekerjasama dengan pemerintah dan segala pihak bersama membangun generasi muda melalui pembinaan dunia beladiri. Misalnya, perguruan ini adalah inisiator dan pendiri Indonesia Fullcontact Karate Association (IFKA) yang juga sudah mendapat pengesahan dari Kemenkumhan RI.
Perguruan berafiliasi dengan World Karate Organization (WKO) Shinkyokushinkai yang berpusat di honbu Jepang. Dan lembaga Shinkyokushinkai adalah organisasi karate terbesar di dunia, tersebar di lebih dari 100 negara, yang masih setia menganut ajaran budo karate sesuai diwariskan pendiri Kyokushin (kebenaran tertinggi atau melampaui batas): Sosai Oyama Matsutatsu.  sudah membuktikan diri selama 42 tahun berdiri tetap kokoh dan mandiri, tetap konsisten membina generasi muda dengan kurikulum yang metodis sistimatis, dan tentu rutin menyelenggarakan kejuaraan sebagai wadah mengukur pencapaian dan prestasi di level daerah, nasional, dan internasional. Perguruan ini termasuk yang terbesar dan relatif rutin dan konsisten menyelenggarakan pelbagai puncak kejuaraan di antara perguruan karate fullcontact di Indonesia, bahkan termasuk yang berada di bawah Komite Olahraga Nasional itu.
Ya, fakta ini memang suatu ironi dalam sejarah lembaga pembinaan mental fisik rohani generasi muda Indonesia, khusus dalam dunia seni beladiri karate fullcontact, dan justru menimbulkan kesan bahwa yang lebih berkembang pesat dan disokong adalah olahraga   yang lebih menonjolkan pertunjukan dan tontonan “kekerasan” pertarungan fisik belaka tanpa mental karate.
Dinamai Kejuaraan Terbuka, lazimnya memang terbuka untuk seluruh karateka dunia, khusus dalam wadah perguruan Shinkyokushin yang berpusat di Jepang bernama resmi World Karate Organization (WKO) Shinkyokushinkai. Tapi pasca pandemi ini memang masih diikuti peserta perguruan internal perguruan WKO Shinkyokushinkai Indonesia (WKOSI) saja. Namun, kali ini ada juga keikutsertaan dari perguruan-perguruan yang tergabung dalam Indonesia Fullcontact Karate Association (IFKA).
Kejuaraan kali ini istimewa juga karena diselenggarakan di pusat WKOSI, di Semarang, dan lebih istimewa lagi diselenggarakan di Sport Hall Unika Soegiyapranoto, di mana sudah ada dojo Shinkyokushin Karate di bawah pra Unit Kerja Mahasiswanya.
Peserta pertandingan berjumlah total 69, dalam dua kategori besar, berdasarkan umur dan berat badan, pria dan wanita. Kejuaraan ini bernama resmi 25th Indonesia Open & 1th Junior Championship Shinkyokushinkai Indonesia diselenggarakan di Semarang, di kampus langganan Top 50 Kampus Terbaik Indonesia, dan terkenal sebagai kampus Perintis Ramah Lingkungan di Indonesia.
Berikut Hasil Pertandingan menurut Kategori
Male 60 Kg
1. Timoty Yobelium Tarigan / DKI.
2. M. Nikit Ananda /Jabar
3. Alhazmi Nuralam / DKI
3. Rafi Umara Hamzah / Jateng
Indonesia Open
Male 70 Kg
1. Fresxi Virgiawan Sunjoto / Jabar
2. Ronny Cahndra / DKI
Male 80 Kg
1. Vincent Van Housen / DKI
2. Oki Setiawan / DKI
3. Mahaputra Daffa Adhirajasa / Bali
3. Richard Jonathan / DKI
Male 90 Kg
1. Nicholas Bagus SS / DKI
2. Yeono / Sumut
3. Totok Unggul Wibowo / Jateng
3. Niko Rudy Yohanes / Jatim
Female 54 Kg
1. Della Novitasari / Jabar
2. Hanifa Zhihan Azzahra / Jateng
3. Siti Utari / Jabar
3. Afifa Salima Wally / IFKA
Female +65Kg
1. Nafiri Seraphine / Jabar
2. Anis Khoerunisa / Jabar
KATA Senior
1. Nathan /Sumut
2. Hanifa Zhihan Azzahra / Jateng
3. Tomoichi Yamaguchi / DKI
3. Pardi Supardi / Jabar
The 1st Yunior Karate
Male 50 Kg (14-15th)
1. Fadlan Faturrahman / Jabar
2. Gede Yoga Hananta /Bali
3. Irsyad Qolbu / IFKA
Male 50 Kg (16-17th)
1. Arya Avilla Abror / IFKA
2. Ong Fabian Antonius / DKI
3. Yazid Rizki Mokenji / DKI
Male 60 Kg (14-15th)
1. Nichsen Josh / DKI
2. Panjalu Anggra / Jatim
3. Jose Valentino / Jatim
3. Sabiq Muhammad S / IFKA
Male 60 Kg ( 16-17th)
1.Mas Mohan Christian S / Jatim
2.Josua Moses Budiman / DKI
3.Diaz Firmansyah / Jateng
3. Muhammad Faturrahman / Jabar
Male 80 Kg
1. Jayden Wijaya / Sumut
2. Peter Maison Kadarisman / DKI
3. Faustin Adrian / Sumut
3. Alan Joshua / DKI
Male 90 Kg
1. Evan Wibisono / Bali
2. Rikki Takeya / DKI
Female 50 Kg
1. Cahya Agel Saputri / Jateng
2. Salsabila Rahadatul Aisy / Jabar
3. Eva Kiara Adelia / Jateng
3. Widya Naszhatun Azizah / Jateng
Female 54 Kg
1. Seika Andina Wardana / Jabar
2. Syahtifa Hawa Ardiani / IFKA
3. Kartini Gita Aksara / Jateng
3. Tabitha Melisa Simarmata / Jateng
Female 60 Kg
1. Sherly Indah Silalahi / IFKA
2. Siti Ulfairah El Farras / IFKA
KATA Yunior
1. Elyn / Jateng
2. Josephine / Jateng
3. Martin Hartono / Sumut
3. Evando / Jateng