Oleh: Elza Peldi Taher
–
Dalam sejarah, sering kali kita menyaksikan kemunculan tokoh-tokoh besar yang tidak sesuai dengan prediksi. Ada kalanya muncul tokoh tak terduga yang tampaknya dipilih oleh “sejarah” itu sendiri, melawan skenario para aktor politik. Perkembangan politik di Indonesia minggu minggu ini menunjukkan sejarah memilih tokohnya sendiri, membuat semua ramalan dan prediksi meleset.
###
Minggu lalu ketika KIM Plus terbentuk, lanskap politik pun berubah total. Terbentuknya KIM Plus membuat peluang Anies Baswedan untuk maju sebagai kandidat gubernur sudah tertutup. Dukungan PDIP sekalipun tak cukup membuat Anies untuk maju. PDIP juga disebut mustahil mendukung Anies. Karier politik Anies disebut sudah tamat.
Di sisi lain, KIM Plus membuat peluang Kaesang, putra kesayangan Jokowi, untuk maju di Pilkada tampak terang. Pengamat memuji kecanggihan aktor politik pendirian Kim Plus, Jokowi, setinggi langit. Namun, apa yang terjadi kemudian menunjukkan betapa rapuhnya prediksi tersebut ketika berhadapan dengan kekuatan sejarah. Rapuh ketika sejarah memilih skenarionya sendiri diluar scenario yang direncanakan aktor politik
###
Diluar semua prediksi, Mahkamah Konstitusi (MK), yang selama ini dianggap sudah tidur, dipilih oleh sejarah untuk menjadi tokohnya, dengan membuat keputusan yang membuka kembali peluang Anies untuk maju. Keputusan MK juga menutup peluang bagi Kaesang untuk maju di Pilkada.
Ketika langkah MK ini dihadapi dengan upaya-upaya licik oleh badan legislatif DPR, sejarah kembali tampil dengan cara yang tak terduga. Sejarah memilih mahasiswa, yang sudah marginal dalam politik, muncul sebagai pahlawan membela keputusan MK. Aksi mahasiswa memaksa parlemen dan aktor politik KIM mentaati keputusan MK. Dalam sekejap, segala bentuk kalkulasi dan strategi KIM Plus berantakan.
Apa yang terjadi adalah contoh bagaimana sejarah sering kali memilih tokoh dan arah politik secara tiba-tiba dan tidak terduga. Sejarah, dengan cara yang misterius, seolah memiliki kekuatan untuk mengubah jalannya cerita dan menentukan siapa yang menang. Semua prediksi dan strategi bisa menjadi tidak relevan ketika berhadapan dengan kekuatan yang lebih besar dari perhitungan manusia. Sejarah seperti mempunyai ‘ruh” yang mempunyai kehendak sendiri yang tak bisa ditolak. Ia hadir jauh lebih canggih dari pada para aktor politik.
####
Kita bisa melihat bagaimana sejarah memilih tokohnya sendiri untuk menjadi aktor perubahan. Pilpres 2014 contohnya. Satu tahun sebelum pemilihan, hanya ada tiga calon yang dikenal: Prabowo, Aburizal Bakrie, dan Megawati Soekarnoputri. Namun, tiba-tiba Jokowi muncul bagaikan meteor dari Solo. Ia terpilih sebagai Gubernur Jakarta dan dalam waktu singkat, tanpa bisa dicegah, ia menjadi Presiden. Padahal Jokowi adalah pendatang baru, hanya anggota partai, baru setahun menjabat sebagai gubernur dan bukan orang yang bergelimang uang. Tapi sejarah memilihnya untuk menjadi pemimpin Indonesia
Sebulan lalu, Pilpres Amerika diwarnai oleh dua tokoh tua yang tidak mencerminkan wajah pemimpin Amerika yang sejati. Sejarah tampaknya tidak ingin membiarkan situasi tersebut berlanjut. Tiba-tiba, Biden mengalami kemunduran mental yang memaksanya untuk mundur, membuka peluang Kemala Harris sebagai calon kuat. Sejarah nampaknya menolak Amerika dipimpin oleh dua tokoh yang sudah pikun
###
Pelajaran penting dari apa yang terjadi minggu minggu terakhir politik Indonesia adalah bahwa politik adalah ranah yang penuh dengan ketidakpastian dan sulit diprediksi. Politik tak berjalan linier sebagaimana yang dibuat oleh aktor politik. Ketidakpastian politik lebih kompleks daripada ramalan cuaca yang dibuat oleh lembaga kredible semacam BMKG sekalipun. Sejarah datang dengan cara yang tidak terduga, menolak skenario aktor politik, lalu mengubah segala sesuatu yang telah diprediksi dan diatur oleh para aktor politik. Sejarah punya kehendak yang mengalir dan mengubah lanskap politik dengan caranya yang tak bisa difahami sepenuhnya
Dalam konteks ini, aktor politik dan analis harus menyadari bahwa meskipun prediksi politik penting, mereka harus siap menghadapi kemungkinan yang tidak terduga karena sejarah mempunyai kehendaknya sendiri. Sejarah memiliki cara untuk memilih dan membentuk tokoh-tokoh yang akan memegang peranan penting, dan kadang-kadang, yang di luar kendali dan prediksi.
Penutup
Sejarah sering kali memainkan peran yang lebih besar daripada yang diperkirakan. Dalam dunia politik, kejutan dan ketidakpastian adalah bagian dari dinamika yang harus dihadapi oleh setiap aktor politik.
Pelajaran penting dari situasi ini adalah bahwa politik, seperti sejarah, memiliki kekuatan untuk mengubah segala sesuatu dengan cara yang tidak terduga. Oleh karena itu, para pemain politik harus selalu siap untuk menghadapi perubahan dan dinamika yang bisa datang dari kekuatan sejarah yang tak terduga.
Jokowi boleh saja memimpikan Indonesia Emas pada tahun 2045 dengan konsepnya, pembangunan IKN, persiapan dinasti Jokowi, kolaborasi dengan Prabowo dan menguasai Golkar. Namun, jika sejarah tidak berpihak padanya, semua impian tersebut akan sia-sia, karena sejarah memiliki hukum-hukum besinya sendiri yang tak bisa dilawan. Apa yang terjadi dalam minggu minggu ini memberi isyarat bahwa sejarah yang pada mulanya berpihak pada Jokowi, kini perlahan-lahan mulai meninggalkannya. Wallahu a’lam bishawab
Pondok Cabe Udik 26 Agustus 2025