Sinopsis
Filsafat politik Abdurrahman Wahid, yang juga dikenal sebagai Gus Dur mencerminkan pandangan dan keyakinan politiknya sebagai seorang pemikir Muslim dan pemimpin politik Indonesia. Gus Dur adalah Presiden Indonesia keempat dan juga merupakan pemimpin Nahdlatul Ulama (NU), sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Filsafat politiknya dapat dirangkum dalam beberapa poin utama:
Pluralisme dan Kebhinekaan
Gus Dur menganut prinsip-prinsip pluralisme dan kebhinekaan dalam politik. Ia memandang Indonesia sebagai negara yang beragam dari segi etnis, agama, dan budaya, dan ia mendukung hak-hak semua kelompok dalam masyarakat untuk dihormati dan diakui.
Demokrasi
Gus Dur adalah pendukung kuat demokrasi. Ia percaya pada prinsip-prinsip demokrasi, termasuk kebebasan berbicara, hak asasi manusia, dan pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Selama masa pemerintahannya, ia berupaya untuk memperkuat demokrasi di Indonesia.
Islam Moderat
Gus Dur adalah seorang pemikir Islam moderat. Ia menekankan pentingnya Islam yang toleran dan inklusif, yang dapat hidup berdampingan dengan keyakinan dan budaya lainnya. Ia juga berusaha untuk mempromosikan dialog antaragama dan perdamaian.
Pemisahan Agama dan Negara
Gus Dur memahami pentingnya pemisahan agama dan negara. Ia berpendapat bahwa agama harus tetap menjadi urusan pribadi individu, sementara negara harus netral dalam hal agama dan memberikan perlindungan yang adil kepada semua warga negara tanpa memandang agama mereka.
Hak Asasi Manusia
Gus Dur adalah pendukung hak asasi manusia yang vokal. Ia menekankan pentingnya melindungi hak-hak individu dan kelompok, terutama dalam konteks masyarakat yang beragam seperti Indonesia.
Filsafat politik Gus Dur sangat dipengaruhi oleh pemikiran Islam yang moderat, nilai-nilai demokrasi, dan semangat toleransi. Ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang berusaha memadukan prinsip-prinsip Islam dengan nilai-nilai demokrasi dan kebhinekaan dalam upayanya memimpin Indonesia. Gus Dur meninggal pada tahun 2009, tetapi warisannya dalam politik dan pemikiran Indonesia terus dikenang