Pemilu 2024 menjadi elemen terpenting untuk merawat kedaulatan rakyat. Bagi Papua, pemilu bukan persoalan memilih siapa wakil rakyat di Lembaga legislatif: DPRD kabupaten/ kota, provinsi/ DPR RI atau senator, eksekutif seperti bupati/ wali kota, gubernur bahkan presiden, namun hal urgensi adalah siapa presiden pilihan rakyat yang memahami kondisi objektif Papua dengan segala problematikanya.

Analisis Papua Strategis (APS) melihatnya sebagai sebuah isu sentral masyarakat Papua, mengantisipasi kepemimpinan nasional di mana seorang Presiden RI nanti paling kurang seperti Joko Widodo Presiden yang begitu mencintai rakyat Papua dalam segala hal, bahkan diharapkan presiden terpilih 2024, perhatian terhadap Papua menjadi lebih fokus sebagai perwujudan trust building Masyarakat Papua terhadap NKRI.

Persolan Papua bagaikan luka yang tak kunjung ditemukan obat penyembuhnya. Begitu rumitnya berbagai persoalan masa lalu sampai lahirnya UU 21/2001 bahkan sampai UU Nomor 2/2021 luka itu masih mengaga, menantikan resep obat seorang pemimpin nasional yang mengetahui apa dan bagaimana solusi menyembuhkan luka itu.

Diskusi Publik tanggal 5 Agustus 2023, menghadirkan para cendikiawan Papua, Perempuan Papua, Peneliti, Rohaniawan, akademisi bahkan generasi milenial dilibatkan dalam berbagai dialog yang dihadiri lebih dari 1000 peserta dari dalam dan luar negeri.

“Who is The Next President RI” sebuah thema sentral diskusi public yang digagas APS, sebuah organisasi intelektual yang memilik jaringan luas baik di Papua secara lokal, nasional bahkan internasional dalam mana meramu berbagai persoalan di Papua dalam perspektif rasionalitas termasuk siapa presiden RI di tahun 2024 yang mampu meneropong persoalan Papua dengan intervensi regulasi yang mampu merubah persepsi negasi Orang Papua terhadap negara dalam pendekatan Pembangunan di Papua.

Diskusi Publik yang memakan durasi waktu lebih dari 4 jam, pada akhirnya Laus Rumayam, S.Sos.,M.Si membuat sintesa diskusi dengan judul “Cara Meramu Sumur Pengetahuan”.

Bagi Laus Rumayom, sumur pengetahuan adalah predisposing factor yang memudahkan semua orang memahami substansi persoalan, termasuk berbagai persolan Papua di masa lalu, kini dan yang akan datang.

“Diskusi Publik telah memberikan nuansa baru dalam perspektif cara pandang kita melihat persoalan Papua di mata negara dan dunia internasional. Orang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan lebih luas mencari solusi bukan meratapi kondisinya”.

Luka itu, menurut Laus Rumayom, adalah permenungan seluruh Orang Papua yang panjang sejak integrasi dengan NKRI sampai 10 tahun kepemimpinan Jokowi di akhir masa kepemimpinan nasional. Luka itu adalah masa lalu sampai Otonomi Khusus diberlakukan, banyak tidak tepat sasaran hingga diwarnai berbagai penyimpangan oleh kalangan elit baik di Provinsi sampai kabupaten/ kota. Otonomi khusus bukan persoalan uang, tetapi lebih kepada tuntutan komitmen politik untuk menjawab masalah-masalah rekonsiliasi, pelanggaran HAM, pengelolaan sumber daya alam, Kesehatan, kemiskinan ekstrem, marjinalisasi perempuan,  pertahanan dan keamanan.

Menjahit Kembali relasi sosio-politik melalui sumur pengetahuan melalui diskusi public who is the next president, sudah tentu bertujuan merumuskan rekomendasi publik terhadap para kandidat calon presiden yang akan mencalonkan diri pada tahun politik, dalam mana public di Papua mengetahui apa dan bagaimana kelak menjadi pemimpin nasional (presiden) sejauhmana visi-nya bagi Papua dalam berbagai kompleksitas problematikanya.

Sumur pengetahuan adalah, arena diskusi publik yang memberikan wacana solutif berbagai akar persoalan di Papua melalui pendekatan partisipatif bersama pemerintah menggali indigenious knowledge dalam perspektif Pembangunan nasional demikian ditekankan oleh Direktus Eksekutif APS, Laus Rumayom mensintesakan hasil diskusi publik di hadapan ribuan participant.

Laus mengatakan, “Secara regulatif perlu para calon presiden mendorong adanya kebijakan strategi, pola intervensi program kementerian/ badan negara di Papua yang masih ego sektoral disatukan melalui sebuah Lembaga atau Badan bahkan Kementerian yang khusus menangani seluruh aspek pembangunan di Papua”.

“Calon Presiden nantinya di depan KPU dalam menyampaikan visi dan misinya berani membuat pernyataan publik, apa dan bagaimana perhatiannya bagi Papua jika terpilih menjadi presiden. Papua penuh dengan berbagai persoalan luka lama yang tak sembuh-sembuh. Demikian berbagai kebijakan negara melalui regulasi yang ketat dapat menekan berbagai gejolak sebagai reaksi terhadap berbagai marginalisasi sejak penyatuan dengan NKRI sampai hari ini, di situ seluruh rakyat di Papua akan memilah dan memilih pilihan tepat calon mana yang berpihak pada bagaimana pengetahuan/ rasionalitas calon presiden mampu mendorong solusi yang rasional bagi problematika hidup Masyarakat Papua” demikian Laus Rumayom Putera Biak Papua mengakhiri kesimpulan dialog publik “The Next President Menurut Kacamata Papua” menuju Indonesia Emas 2045.

 

Paulus Laratmase