Oleh: Admin
–
Pada suatu masa di kota Athena yg gemilang, hiduplah seorang filsuf terkenal bernama Aristoteles. Dia dikenal karena kebijaksanaannya dan kerap mengajar di sebuah akademi yg terhormat. Salah satu muridnya Alex, adalah seorang pemuda yang cerdas namun sering merasa putus asa karena sulitnya pelajaran yg diajarkan oleh Aristoteles.
Suatu hari, setelah sesi pelajaran yg berat tentang filsafat dan logika, Alex mendatangi Aristoteles dengan wajah lesu dan penuh kebingungan.
“Guru Aristoteles,” kata Alex, “Mengapa belajar terasa begitu sulit dan melelahkan? Kadang-kadang, aku merasa hampir putus asa.”
Aristoteles, dengan senyuman bijaksana, menepuk bahu Alex dan berkata, “Mari kita berjalan-jalan sejenak di kebun belakang.”
Mereka berjalan menuju kebun di belakang akademi. Kebun itu penuh dengan berbagai tanaman dan pepohonan, beberapa di antaranya sedang berbuah lebat. Aristoteles berhenti di depan sebuah pohon buah yang tinggi dan rimbun.
“Anakku, lihatlah pohon ini,” kata Aristoteles, “Tahukah kau bahwa pohon ini dulunya hanyalah sebuah benih kecil? Untuk menjadi sebesar ini, ia harus melalui proses yang panjang dan sulit. Kita harus menggali tanah, menanam benih, menyiraminya setiap hari, dan melindunginya dari hama. Semua itu adalah pekerjaan yang berat dan memerlukan waktu.”
Alex mengangguk, mulai mengerti arah pembicaraan gurunya.
“Namun, setelah semua usaha itu, lihatlah buahnya,” lanjut Aristoteles sambil memetik sebuah buah yang matang dan memberikannya kepada Alex. “Buah ini manis dan segar, memberikan kebahagiaan dan kepuasan bagi kita.”
Alex menggigit buah tersebut dan merasakan rasa manis yang segar menyebar di mulutnya.
“Guru, apakah maksudmu bahwa pendidikan itu seperti menanam pohon ini?” tanya Alex.
“Tepat sekali,” jawab Aristoteles. “Pendidikan mempunyai akar yang pahit. Proses belajar memerlukan usaha yang besar, ketekunan, dan sering kali pengorbanan. Namun, hasil dari pendidikan adalah pengetahuan, kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memahami dunia dengan lebih baik. Dengan pendidikan, kau akan bisa melihat dunia dari berbagai perspektif, membuat keputusan yang bijak, dan berkontribusi untuk kebaikan masyarakat.”
Alexpun tersenyum, merasakan semangat baru dalam hatinya. “Sekarang aku mengerti, Guru. Aku akan berusaha lebih keras dan bersabar dalam proses belajar, karena aku tahu hasilnya akan sangat berharga.”
Aristoteles mengangguk dengan penuh kebanggaan. “Itulah semangat yang benar. Ingatlah selalu, setiap kesulitan yang kau hadapi dalam belajar adalah langkah menuju buah yang manis. Teruslah berjuang dan jangan pernah menyerah.”
Sejak hari itu, Alex tidak lagi merasa putus asa. Dia belajar dengan tekun, menghadapi setiap tantangan dengan ketabahan hati. Tahun-tahun berlalu, dan Alex tumbuh menjadi seorang yg bijaksana dan dihormati, mengingat selalu pelajaran berharga yang dia dapat dari pohon di kebun belakang akademi.👇👇
(Aristoteles filsuf Yunani kuno).
@sorotan