Laporan Nita Lusaid
–
Bandung-Suara Anak Negeri News.Com| Sebanyak 48 peserta dari kalangan ulama perempuan, dosen, serta mahasiswa S1 dan S2 Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung mengikuti Pelatihan Penulisan Puisi Esai yang digelar pada hari Senin, 30 Juni 2025. Pelatihan ini menjadi bagian dari inisiatif nasional untuk memperkuat posisi puisi esai sebagai salah satu genre sastra yang sarat makna sosial dan refleksi budaya.
Pelatihan ini didukung oleh Denny JA Foundation, lembaga yang sejak lama berkomitmen terhadap perkembangan sastra Indonesia, khususnya dalam memperkenalkan dan mempopulerkan puisi esai sebagai medium baru dalam menulis puisi naratif yang berpijak pada fakta sosial. Denny JA, sebagai penggagas utama genre ini, percaya bahwa sastra tidak hanya soal estetika, tapi juga tentang keberpihakan, edukasi, dan rekam jejak sejarah.
“Puisi esai memberi ruang bagi sastrawan untuk merekam peristiwa, menyuarakan yang terpinggirkan, dan mengajak pembaca merenung secara mendalam,” ujar Mahwi Air Tawar, sastrawan dan narasumber utama dalam pelatihan ini. Dalam sesi diskusi, Mahwi menekankan pentingnya kepekaan sosial dan integritas penulis dalam menggali realitas untuk dituangkan dalam puisi esai.
Para peserta pelatihan nantinya akan menulis karya yang akan dikurasi ke dalam antologi puisi esai, yang dijadwalkan diluncurkan menjelang Hari Kemerdekaan RI. Antologi ini bukan hanya menjadi karya kolektif, tetapi juga bentuk partisipasi kultural dalam memperingati kemerdekaan dengan suara-suara dari kampus dan komunitas.
Kegiatan ini juga menjadi bentuk ajakan agar pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas sastra lebih aktif melibatkan sastrawan dalam program-program pembangunan budaya. Sebab di tengah dunia yang serba cepat dan digital, sastra—terutama puisi esai—masih menjadi jembatan penting antara refleksi, empati, dan kesadaran kolektif.