Dulu jalanan adalah rumanya, cukup kenjang bukan karena makan, tetapi dari pula, tendangan, lemparan batu, ayunan kayu dan berbagai jenisnya.
Beruntung dia bisa menghindar.
Saat dipungut dari jalanan ia diberi makan dan tempat yang layak oleh seorang yang mengasihinya.
Dengan tatapan mata yang tajam pada tuan barunya, ia selah berJANJI akan memberikan seluruh hidupnya.
Suatu hari …
Ketika nafas tuannya hampir habis, dia tidak memilih untuk tetap tinggal di rumah yang nyaman dengan makanan yang layak, tetapi ia memilih untuk tinggal menunggui makam tuannya hingga akhir hidupnya.
Sampai tubuhnya basah terguyur hujan dan mongering terbakar mataahari.
Hati kecilku bertanya apakah seekor kucing leih mengerti arti dari KOMITMEN pada JANJI daripada kita mausia yang katanya lebih “berahkalak dan beretika?”
JANJI TELAH IA TUANAIKAN!
Paulus Laratmase