Penggagas Analisis Papua Strategi (APS), Laus D Rumayom, S. Sos.,M. Si memiliki sensitivitas melihat berbagai persoalan yang muncul bukan saja di Papua, tetapi juga bagaimana melihat Papua dalam perspektif nasional dan global.

Tanggal 26 Juni 2023, hampir  1000 orang di Indonesia dan dari seluruh penjuru dunia mengikuti Diskusi Publik AUKUS versus China di Panggung Indo-Pasific dari Kacamata Papua, dengan menampilkan narasumber yang luar biasa; Suzi Sudarman (Pengamat Hubungan Internasional Universitas Indonesia), Muhammad Takdir (Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembagnan Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kemenlu RI), Constant Karma (Birokrat dan Politisi Senior Papua), Ben M. Ruatakurei (APS Center for Development and Global Studies).

Tulisan ini merupakan rangkuman berbagai ide yang berkembang dari pemaparan setiap narasumber. Pada bagian pertama ini, dipaparkan inti sambutan Richard Patty, Direktur APS Centre for Development and Global Studies dalam sebagai prolog diskusi publik.

Melalui sambutannya, Richard Patty mengatakan, “Ditengah memanasnya tensi dalam pusaran konflik sengketa Laut Tiongkok Selatan, AUKUS muncul sebagai aliansi baru di bawah kesepakatan trilateral yang dituding sebagai pakta keamanan. Beberapa pengamat berpendapat bahwa aliansi yang terdiri dari Australia, Inggris dan Amerika tersebut adalah manuver baru bagi blok mereka untuk melawan dominasi Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang semakin agresif di kawasan Indo-Pasifik.

Dengan misi AUKUS untuk menjaga stabilitas keamanan Indo-Pasifik, kemungkinan yang dibayangkan terjadi justru sebaliknya dan menjadi latar belakang dari reaksi beragam negara-negara dalam kawasan salah satunya adalah Indonesia.

Indonesia adalah salah satu negara yang menyatakan kekhawatirannya terhadap perlombaan senjata yang mungkin tidak dapat terhindarkan. Oleh karena itu, melalui diskusi publik di sire menjelang malam hari ini, para narasumber akan  memaparkan secara analisis dari munculnya AUKUS bagi Indo-Pasifik serta posisi Indonesia dan Papua terkait arah kebijakan luar negerinya berkaitan dengan isu yang ada. Tema diskusi publi kita, menggunakan Regional Security Complex Theory dan Offense-Defense Theory dalam mana, Papua menjadi sentrum isu global sebagai dampak kehadiran AUKUS di kawasan Pasifik di masa mendatang.  

Setelah elaborasi lebih lanjut, dapat diketahui bahwa dinamika geopolitik Indo-Pasifik memang terus-menerus menciptakan ketegangan bagi kedua belah pihak akibat persaingan pihak-pihak eksternal. Indonesia sebagai negara non-blok dan penganut politik bebas aktif diharapkan mampu memaknai kembali prinsipnya dan tegas dalam memelopori keamanan kolektif dengan sikap tegas satu suara bersama negara ASEAN lainnya”.