Oleh: Alyssa TA

Pilkada serentak kali ini sangat berbeda dengan pilkada sebelumnya. Situasi politik nasional hari ini sangat tempramen dan sensitif dengan isu-isu dan berbagai lobi kepentingan politik pasca pemilu dan pilcaleg.

Ini adalah bias dari transisi kekuasaan yang akan banyak merubah situasi dan kebijakan-kebijakan elit dan partai politik setelah terpilihnya presiden dan wakil presiden baru Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Pilkada serentak tahun ini akan menjadi pesta penutup pemilu 2024 yang akan menjadi salah satu ANTI KLIMAKS kekuasaan partai-partai politik di daerah untuk merebut dan mempertahankan kekuasaannya sebagai kepala daerah.

PILKADA SULSEL

Salah satu patron politik nasional di wilayah Indonesia Timur adalah Sulawesi Selatan. Sulawesi Selatan menjadi wilayah politik yang selalu mendapat perhatian khusus dari pusat. Ini karena Sulawesi Selatan memiliki geo politik tersendiri dengan populasi terbanyak diantara provinsi² lain yang ada di wilayah Indonesia Timur.

Posisi politik Sulawesi Selatan hari ini masih sangat dinamis untuk kita simpulkan meskipun peta-peta kekuatan itu sudah bisa kita lihat dan amati secara kasat mata.

Ada 3 dominasi partai politik hari ini yang memiliki peran politik strategis dalam mengusung calon gubernur yaitu Nasdem, Golkar dan Gerinda.

Kekuatan eksternal partai yang juga sangat menentukan arah peta politik Sulawesi Selatan yaitu GEMBONG-GEMBONG politik yang muncul dan menawarkan figur-figur terbaiknya sebagai calon gubernur atau wakil gubernur.

Keselarasan dua kekuatan besar ini antara partai politik dan gerbong politik harus diramu sedemikian rupa, baik oleh partai politik ataupun para calon-calon gubernur agar terjadi keselarasan dan kesepahaman dalam mengelolah kepentingan kepentingan politik yang di inginkan bersama. Inilah yang membuat dinamika politik Pilkada Sulawesi Selatan perhari ini masih sangat dinamis dan sensitif.

PARTAI POLITIK

Intervensi kekuasaan sangat mempengaruhi arah dukungan partai politik. Partai-partai besar di Sulawesi Selatan seperti NasDem, Golkar dan Gerindra dan partai-partai lainnya masih bergelut dengan dinamika politik pusat, dan sepertinya ini akan terus berlangsung sampai INJURY TIME pendaftaran antara bulan Juli dan Agustus.

Situasi seperti ini tidak akan pernah pasti selama rekomendasi usungan belum di keluarkan oleh partai-partai politik. Ini yang masih tertahan-tertahan dikarenakan persaingan dan lobi (manuver) politik yang begitu ketat antara para calon gubernur dan dengan elit pusat, meskipun proses penjaringan kepala daerah telah cukup lama dilakukan.

Disisi lain kepastian politik menjadi hal mutlak yang harus dimiliki oleh calon gubernur, sebab semakin cepat kepastian itu datang semakin mudah untuk mempersiapkan segalanya minimal satu dukungan pasti dari partai politik untuk melakukan langkah-langkah dan konsolidasi selanjutnya.

OKTOBER YANG PANAS

Setelah pendaftaran kepala daerah bulan Agustus, kurang lebih sebulan kemudian tepatnya bulan Oktober pelantikan presiden dan wakil presiden akan dilaksanakan. Juga kurang lebih Sebulan sebelum pilkada serentak dilaksanakan bulan November. Direntang waktu ini juga bisa merubah situasi politik pasca pendaftaran kepala daerah dan itu sudah masuk dalam masa kampanye.

Nah inilah yang harus benar-benar dipikirkan dan disinkronkan baik-baik dan hati-hati oleh para calon gubernur khususnya partai politik pengusung agar tidak terjadi error politik ditengah perjalanan, pertama baik sebelum ditetapkan sebagai calon gubernur dan wakil gubernur, kedua setelah ditetapkan oleh KPUD dan ketiga setelah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden.

Siapapun yang bisa mengelola dengan baik tiga momentum politik ini maka besar kemungkinannya dialah yang akan terpilih sebagai gubernur. Ini yang membuat banyak pusing elit partai dan calon gubernur, karena politik selalu bergerak dinamis dan berkembang sepersekian detik, apalagi kita akan melakukan transisi kekuasaan.

Berat untuk menjadi gubernur di Sulawesi Selatan. Tidak cukup dengan kesiapan dan mental, tetapi harus dengan full power dan strategi politik yang benar matang.