Malam itu sepi jauh lebih sepi dari biasanya. Ombak musim teduh menambah senyapnya malam. Namun tidak dengan jangkrik malam yang jauh lebih ribut dari biasanya.
Beberapa minggu terakhir ini penduduk kampung itu berbisik diam diam satu dengan lainnya, ” Mereka, tawanan perang itu akan dipenggal kepala mereka. Padahal mereka sudah hidup dengan kita. Telah kawin mawin dengan perempuan kita. Bahkan telah pula punya anak. Dan anak anak itu masih kecil kecil pula. Aduh sayang, dosa apa?”
Dan malam itu adalah malam penentuan. Apakah bekas tawanan perang itu akan mendapatkan pengampunan ataukah adalah malam terakhir dalam hidup mereka.
Para jangkrik itu semakin gelisah saja. Terdengar seperti raungan kematian. Dan benar saja pagi itu jasad orang orang berlumur darah tanpa kepala itu diseret ke lubang kuburan yang telah disiapkan sebelumnya.
Hari pertama tiga bersaudara yang masih kanak- kanak itu, menjadi yatim piatu hidup dirantau orang bingung akan kemana. Kepada siapa mereka akan bersandar. Ibu mereka telah meninggal lama ketika melahirkan si bungsu – Emoe
——–
Diangkat dan diolah dari kisah nyata
Alex Runggeari