Prabowo-Gibran keluar sebagai pemenang Pilpres 2024 versi Quick Count (QC). Sudah dapat dipastikan tidak akan jauh berbeda dengan Real Count (RC) KPU. Mengapa karena metodologi yang digunakan sudah sesuai dengan peruntukannya secara ilmiah. Maksudnya obyektif tanpa turut campur subyektivitas pengurus Lembaga Survey. Karena yang berbicara adalah – data.
Denny JA dengan LSI-nya telah membuktikan selama 5 kali pilpres kalau QC akan selalu sama dengan RC. Bahkan untuk ini, beliau mendapatkan penghargaan. Banyak lembaga survey dunia juga melakukan hal yang sama dengan metodologi yang sama. Dan hasilnya sama. Inilah mengapa beberapa pemimpin dunia telah mengucapkan selamat kepada Prabowo jauh sebelum ada kepastian RC dari KPU
Kita sebagai warga pemilih dari satu negara demokrasi terbesar ke-3 di dunia, harus belajar menerima kekalahan dan bersatu kembali dengan mayoritas penduduk yang telah memilih Prabowo-Gibran. Terlepas dari berbagai perbedaan dan ataupun kekuarangan yang ada.
Buat saya yang menarik adalah apa sesungguhnya wajah Indonesia hari ini dengan komposisi 01 = 25%, 02 = 58% dan 03 = 17%?. Mari kita simak ada apa, secara makro – berada dibalik penampilan seperti ini.
Sesuai penjelasan pak Denny, kelompok terbesar pemilih atau populasi yang diwakili sampling (1) Wong Cilik dan (2) Kaum Muda mendominasi pilihan ke 02. Ada dua variabel utama mereka melakukan pilihan adalah (a) Pengenalan atau dikenal, (b) Disenangi/disukai
Menilik dua variabel di atas dapat dikatakan merupakan – reaksi sopontan – terhadap rangsangan yang masuk ke otak melalui indera, melihat atau baca atau melihat dan mendengar melalui video/tv. Hampir dapat dipastikan tidak ada jedah waktu untuk menimbang-nimbang jawaban secara mendalam. Ini juga merupakan alasan mengapa dalam dunia bisnis untuk memperkenalkan – satu produk – ke pasar menggunakan iklan hampir tak terputus tentu dengan biaya tinggi. Telah terbukti dalam bisnis game kalau penjualan produk itu meningkat seiring naiknya biaya iklan. Menanamkan kesan kedalam jiwa calon pembeli.
Reaksi spontan merupakan sifat hakiki dari survey ringkas hanya untuk mengetahui reaksi responden terhadap sesuatu yang menjadi – obyek survey. Apalagi itu menyangkut dengan pejabat tinggi yang sudah terkenal ditambah, pencitraan terus menerus dan bansos yang menyentuh rakyat banyak. Responden tak memiliki ruang dan waktu untuk menggunakan nalar secara kritis dan mendalam. Hal ini wajar saja sesuai tujuan survey
Kita tahu banyak protes disana sini khususnya dari kalangan Perguruan Tinggi dan berbagai pihak lainnya. Ini tak terlalu diperdulikan kedua kelompok ini. Yang penting aman dan makan cukup, kehidupan terus berlanjut. Mereka tak terlalu perduli dengan konsep tak kasat mata seperti – mundurnya demokrasi dan hukum – yang bisa mengarah ke otoritrian (otocratic legalism – azas hukum yang diplintir) yang bisa berujung menghambat kebebasan warga untuk berpendapat
Wajah Indonesia hari telah dengan cermat tergambar disini, diwakili oleh kedua kelompok tersebut di atas bahwa semuanya akan baik baik saja. Tidak terlalu memperdulikan hal hal lainnya. Perwakilan yang sahih. Yang penting aman dan makan cukup. Nothing else matters !
Tantangan terberat bagi Prabowo – Gibran adalah bagaimana merangkul semua pihak yang berbeda pandang, mendengarkan mereka. Dan membuktikan bahwa apa yang dikhawatirkan pihak pihak tertentu itu akan ditangani dengan cermat sesuai aturan yang ada serta tak akan terjadi hal hak yang tak dinginkan. Walahualam !
Alex Runggeary