Puisi Anto Narasoma

I.
mekarlah bungaku
seperti kreativitas yang selalu menggapai ruang-ruang sempit
di dalam benakku

sebab,
tiap kelopak pikiran dan keharuman warna bunga
akan selalu membesarkan nama-nama di kompleks pemakaman para pejuang

coba kau hitung jumlah kelopak ruang yang mengajarkan angka-angka setinggi dinding kreativitas
di dalam pertumbuhan bungamu

II.
jika kau hitung dari kelopak ke kelopak ilmu pengetahuan dari balik luasnya ruang
artificial intelligence yang memanjakan kreativitas pertumbuhan bungamu ; kau hanya butiran debu dan raib ditiup ajal

maka,
mekarlah bunga-bunga itu, dan bukalah pintu-pintu pikiran
yang tertutup musim sebelum kau ceritakan kembali asal muasal dari ada sebelum ada

dari luasnya ambisi pertumbuhanmu,
bunga-bunga matahari pun akan memperlihatkan warna pribadi dengan matahati setulus pemberian alam

III.
o, haruskah kau dan aku
tumbuh dalam kekerdilan sikap yang lupa pada asal kehidupan yang penuh serpihan kayu jati?

maka perhitungkan sekali lagi tiap reaksi yang muncul satu-satu, ketika air limbah menyuburkan keangkuhanmu sebagai pejabat tinggi negara

lalu,
kau lupakan asal-muasal rumus-rumus angka ketika sepotong
kayu jati menjadi meja
di ruang kerjamu

Palembang
28 September 2024