Kisah omjay:
Oleh: Wijaya Kusumah (Omjay)
–
Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Kita mengenang jasa para pejuang yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi kemerdekaan negeri ini. Namun, bagi saya, pahlawan tidak selalu harus berperang di medan laga. Ada pahlawan-pahlawan kecil di sekitar kita, yang dengan tulus berjuang tanpa pamrih. Salah satunya adalah istriku sendiri.
Bagi saya, istriku adalah pahlawanku. Ia bukan pahlawan yang tampil di televisi atau terpampang di buku sejarah, tetapi setiap hari ia berjuang di medan kehidupan. Ia mengurus rumah, mendidik anak-anak, mendampingi suami yang kadang terlalu sibuk dengan kegiatan mengajar, menulis, dan berorganisasi. Ia melakukannya dengan cinta dan kesabaran tanpa batas.
Saya masih ingat betul masa-masa sulit saat awal menikah. Kami hidup sederhana di rumah kontrakan kecil di Jakarta Timur. Gaji guru waktu itu pas-pasan, tapi istriku tak pernah mengeluh. Ia selalu berkata, “Yang penting halal dan barokah.” Kalimat itu sederhana, tapi selalu menguatkan saya untuk terus berjuang menjadi guru yang jujur dan amanah.
Kini, setelah puluhan tahun bersama, saya semakin yakin bahwa keberhasilan saya hari ini tidak lepas dari peran besar seorang istri. Ketika Ayah diundang mengisi pelatihan guru di luar kota, dialah yang menyiapkan semua keperluan Ayah. Saat Ayah sibuk menulis artikel hingga larut malam, ia yang setia mengingatkan untuk istirahat. “Jangan lupa minum obat, Yah,” katanya lembut. Suara itu menenangkan, membuat Ayah sadar bahwa kesehatan lebih penting dari segala ambisi.
Beberapa tahun lalu, Ayah sempat dirawat di rumah sakit karena diabetes dan hipertensi. Di saat tubuh Ayah lemah, istriku selalu ada di sisi tempat tidur. Ia tak pernah menunjukkan wajah lelah meski begadang setiap malam. Ia suapi Ayah dengan sabar, menenangkan ketika gelisah, dan selalu berdoa agar Ayah segera pulih. Saat itu Ayah sadar, betapa berharganya kehadirannya. Dialah yang membuat Ayah bangkit kembali.
Pahlawan bukan hanya mereka yang menumpahkan darah di medan perang, tetapi juga mereka yang berkorban tanpa pamrih demi orang-orang yang mereka cintai. Istriku mungkin tidak mengenakan seragam atau tanda jasa, tapi pengorbanannya nyata. Ia mendidik anak-anak kami dengan kasih sayang, menanamkan nilai kejujuran, kesederhanaan, dan kerja keras.
Kini, ketika anak-anak kami sudah tumbuh besar dan mulai mandiri, Ayah melihat senyum di wajahnya. Senyum yang menunjukkan kebahagiaan seorang ibu yang berhasil menunaikan tugasnya. Ia tak pernah meminta penghargaan apa pun. Cukup melihat keluarganya bahagia, itu sudah menjadi kebanggaan baginya.
Dalam setiap tulisan yang Ayah buat di Kompasiana, ada campur tangan istri Ayah. Ia sering memberi masukan sederhana, “Tulis saja dengan hati, jangan terlalu banyak teori.” Dan benar, tulisan yang keluar dari hati akan lebih menyentuh pembaca.
—
💬 Komentar Omjay:
> “Terima kasih, istriku tercinta. Engkau bukan hanya pendamping hidup, tapi juga guru kehidupan yang mengajarkan makna cinta, kesabaran, dan keikhlasan. Semua prestasi dan karya yang Ayah hasilkan adalah buah dari doa dan dukunganmu yang tiada henti.”
💖 Komentar Intan
(Putri pertama kami, sarjana sastra Inggris yang kini sudah berkeluarga)
> “Mama adalah contoh nyata bahwa cinta sejati itu bukan kata-kata, tapi tindakan. Dari Mama, aku belajar arti tanggung jawab dan kesabaran dalam membangun keluarga.”
💎 Komentar Berlian
(Putri kedua kami, baru lulus menjadi sarjana hukum)
> “Mama selalu bilang, jadilah orang yang bermanfaat bagi sesama. Itu nasihat sederhana tapi bermakna. Terima kasih, Ma, sudah jadi pahlawan dalam hidup kami.”
—
Bagi Ayah, Hari Pahlawan bukan hanya untuk mengenang para pejuang masa lalu, tapi juga untuk menghargai para pahlawan masa kini — mereka yang berjuang dalam senyap. Dan salah satu pahlawan itu adalah istriku tercinta.
Terima kasih, istriku. Engkau bukan hanya cahaya dalam keluarga, tetapi juga pelita dalam setiap langkah hidup Ayah dan anak-anakmu. Semoga Allah selalu melimpahkan kesehatan, kebahagiaan, dan surga-Nya untukmu.
Karena bagiku, di dunia ini hanya ada satu pahlawan sejati yang paling berharga —
Istriku, pahlawanku. ❤
—
✍ Artikel ini ditulis untuk Lomba Hari Pahlawan KOPAJA71, sebagai bentuk penghargaan kepada pahlawan-pahlawan kehidupan yang hadir dalam rumah tangga sederhana kita.
📚
#HariPahlawan
#KOPAJA71
#PahlawanKeluarga
#Kompasiana
#CintaDanPerjuangan
#OmjayMenulis
#GuruBloggerIndonesia
—
Salam blogger persahabatan
Wijaya Kusumah – omjay
Guru blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com






