anto narasoma

taburan manusia
berdiri seperti paku
berserakan dalam kalimat Ilahiyah,
yang bertebaran di ruang-ruang penyerahan diri

dari mulut-mulut mereka
memicu gejolak fatwa
atas segala kekerdilan
jiwa, tanpa kehadiranMu
dalam keangkuhan

o sebesar apa dirimu
ketika titik pandang yang mengukur jarak tak terlihat itu, berada dalam bayang-bayangmu

sebesar kelingking
ketika kutatap dari jarak yang menutupi keangkuhanmu. sebab aku pun tak lebih dari dirimu tatkala bersentuhan dengan wajah-Nya yang bercahaya dalam sepotong matahari

Tuhanku,
mulut ini hanya pasrah
ke lautan Allahumma Lakabaik-Mu, yang berombak tenang dalam
kubangan air suci-Mu

maka,
limpahan zikir dan dahaga Al-Haj yang kau selami dalam lautan hamba, hanya ketentuan-Nya di antara kepergian dan kepulanganmu sebagai secarik kertas putih tanpa catatan tinta hitam

Palembang
17 Agustus 2024