Ilustrasi: AI/MMB
Ilustrasi: AI/MMB

Oleh: Mohammad Medani Bahagianda*

Suaraanaknegerinews.com – Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki kedudukan sangat penting. Di samping sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, puasa Ramadhan memiliki banyak keutamaan yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW.

Berikut adalah beberapa keutamaan puasa Ramadhan, lengkap dengan dalil-dalil serta nomor hadisnya:

Puasa Ramadhan Menghapus Dosa-Dosa yang Lalu

Salah satu keutamaan utama puasa Ramadhan adalah bahwa ibadah ini dapat menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu, selama dilakukan dengan iman dan ikhlas mengharap pahala dari Allah SWT.

Dalilnya. Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan HR. Muslim).

Hadis ini disampaikan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam konteks mendorong umat Islam untuk menjalankan puasa Ramadhan dengan niat yang ikhlas, penuh keimanan, dan harapan akan pahala dari Allah. Peristiwa penyampaian hadis ini terkait dengan anjuran kebaikan di bulan Ramadhan, yang merupakan salah satu ibadah penting dalam Islam.

Hadis ini menjelaskan bahwa ibadah puasa yang dilakukan dengan iman dan penuh keikhlasan, dengan harapan mendapatkan pahala dari Allah, akan menjadi sebab diampuninya dosa-dosa yang lalu. Ini menjadi momen spiritual penting bagi umat Muslim dalam membersihkan diri dari dosa-dosa masa lalu.

Puasa sebagai Perisai dari Api Neraka

Puasa juga diibaratkan sebagai perisai atau pelindung dari api neraka. Puasa membantu seseorang menjaga diri dari hawa nafsu dan godaan setan, sehingga melindungi mereka dari azab di akhirat.

Dalilnya. Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Puasa itu adalah perisai, maka apabila salah seorang dari kalian sedang berpuasa, janganlah berkata kotor dan jangan bertindak bodoh. Jika seseorang mencacinya atau memeranginya, hendaklah ia berkata: ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa.'” (Diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan tercantum dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim).

Hadis ini disampaikan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم sebagai nasihat tentang pentingnya menjaga perilaku dan ucapan saat berpuasa. Puasa diibaratkan sebagai perisai yang melindungi seseorang dari dosa-dosa, sehingga tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari perilaku buruk seperti berkata kotor, marah, atau melakukan tindakan yang bodoh.

Peristiwa penyampaian hadis ini adalah sebagai bagian dari bimbingan Nabi صلى الله عليه وسلم dalam memotivasi umat Islam agar menjaga kesucian puasa dan adab selama bulan Ramadhan.

Hadis ini mengingatkan umat Muslim bahwa puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari perkataan dan perbuatan buruk. Puasa menjadi pelindung seseorang dari perbuatan dosa dan juga dari siksa api neraka.

Pintu Surga Dibuka, Pintu Neraka Ditutup, Setan Dibelenggu

Pada bulan Ramadhan, Allah SWT memberikan berbagai kemudahan bagi umat Muslim untuk meraih ampunan dan rahmat-Nya. Salah satu kemudahan tersebut adalah dengan dibukanya pintu-pintu surga, ditutupnya pintu-pintu neraka, dan dibelenggunya setan-setan.

Dalilnya. Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Apabila datang awal malam dari bulan Ramadhan, setan-setan dan jin-jin yang sangat jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup tidak ada satu pintupun yang terbuka, sedangkan pintu-pintu surga dibuka tidak ada satu pintupun yang ditutup. Dan seorang penyeru menyerukan: ‘Wahai orang yang menginginkan kebaikan kemarilah. Wahai orang-orang yang menginginkan kejelekan tahanlah.’ (Hadis ini diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, dan Imam Ahmad, berasal dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.)

Hadis ini menggambarkan betapa istimewanya bulan Ramadhan, di mana Allah memberikan peluang besar bagi umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada-Nya tanpa diganggu oleh godaan setan. Ini juga menunjukkan bahwa bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak amal saleh.

Puasa adalah Ibadah yang Langsung Dibalas oleh Allah

Puasa memiliki keistimewaan tersendiri karena Allah menyatakan bahwa puasa itu untuk-Nya, dan Dia sendiri yang akan membalasnya. Ini menunjukkan betapa agungnya nilai puasa di sisi Allah SWT.

Dalilnya: Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW menyampaikan hadis qudsi dari Allah SWT: Terjemahan: “Setiap amal kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan menjadi sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman: ‘Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Ia meninggalkan syahwat dan makanannya karena-Ku.'” (HR. Bukhari dan HR. Muslim).

Hadis ini disampaikan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم untuk menjelaskan keutamaan puasa di sisi Allah. Sementara amal kebaikan lainnya memiliki pahala yang ditentukan dan dilipatgandakan, puasa memiliki keistimewaan khusus karena langsung Allah yang membalasnya.

Ini menunjukkan betapa agungnya puasa sebagai ibadah yang dilakukan dengan penuh pengorbanan, meninggalkan syahwat dan makanan semata-mata karena Allah.

Hadis ini disampaikan dalam konteks dorongan untuk menjalankan ibadah puasa dengan ikhlas dan penuh kesabaran, karena Allah sendiri yang menjanjikan balasannya.

Doa Orang yang Berpuasa Mustajab

Salah satu keutamaan lain dari puasa adalah bahwa doa orang yang berpuasa sangat mustajab, terutama ketika berbuka. Ini adalah kesempatan emas bagi umat Muslim untuk berdoa dan memohon apa pun yang mereka inginkan kepada Allah SWT.

Dalilnya: Dari Abdullah bin Amr bin Ash RA, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa, pada saat berbuka terdapat doa yang tidak akan ditolak.” (HR. Ibnu Majah dan HR. Musnad Ahmad).

Hadis ini disampaikan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam konteks memberi kabar gembira kepada orang-orang yang berpuasa, bahwa saat berbuka merupakan waktu istimewa di mana doa mereka sangat mustajab (tidak akan ditolak).

Peristiwa penyampaian hadis ini berkaitan dengan keutamaan waktu berbuka puasa, di mana seorang muslim dianjurkan untuk berdoa karena saat itu merupakan salah satu waktu terbaik untuk memohon kepada Allah.)

Hadis ini menunjukkan bahwa waktu berbuka adalah waktu yang penuh berkah, di mana doa-doa yang dipanjatkan oleh orang yang berpuasa sangat besar kemungkinan akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Puasa Sebagai Jalan Menuju Surga

Puasa adalah salah satu ibadah yang akan membawa seseorang menuju surga. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ada pintu khusus di surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa, yaitu pintu Ar-Rayyan.

Dalilnya. Dari Sahl bin Sa’ad RA, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya di surga terdapat pintu yang disebut Ar-Rayyan. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu itu pada hari kiamat. Tidak ada yang masuk melalui pintu itu selain mereka. Setelah mereka masuk, pintu itu akan ditutup, dan tidak ada lagi yang bisa memasukinya.” (Diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan tercantum dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim).

Hadis ini disampaikan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam konteks menjelaskan keutamaan puasa di akhirat. Pintu Ar-Rayyan adalah pintu khusus di surga yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang berpuasa.

Ini menandakan penghargaan besar dari Allah bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa dengan ikhlas. Peristiwa penyampaian hadis ini adalah bagian dari motivasi yang diberikan Rasulullah صلى الله عليه وسلم untuk mempertegas balasan khusus bagi mereka yang bersungguh-sungguh dalam berpuasa, terutama di bulan Ramadhan).

Hadis ini menunjukkan bahwa puasa memiliki keutamaan yang sangat besar, di mana Allah menyediakan pintu khusus di surga bagi mereka yang rajin berpuasa.

Penutup

Puasa Ramadhan memiliki banyak keutamaan yang tak terhingga, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Allah memberikan balasan yang besar bagi orang-orang yang berpuasa dengan ikhlas.

Selain itu, puasa juga menjadi momen untuk memperkuat hubungan dengan Allah, memperbaiki akhlak, serta mendapatkan ampunan atas dosa-dosa yang telah lalu.

Oleh karena itu, umat Muslim di seluruh dunia sangat dianjurkan untuk memanfaatkan bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya melalui ibadah puasa dan amal saleh lainnya. (Arsiya Oganara)

*Profil Penulis:

Mohammad Medani Bahagianda (MMB) lahir di Teluk Betung, 9 April 1964. Menyelesaikan studi hingga program sarjana Teknik Sipil di Universitas Medan Area di Kota Medan Sumatera Utara.

Saat ini Medani bersma istri tercinta, Nurhikmah yang senantiasa mendampingi dalam suka dan duka. Serta buah hati tercinta, Dhyna Annisa Maghfira Bahagianda. ST, Mohammad Syafiq Halim Bahagianda S.H, dan Ghina Salsabila Qotrunada Bahagianda, S.Sos., gemar membaca dan menulis. Untuk korespondensi dapat melalui e-mail: saibatinsukamarga@gmail.com