anto narasoma
–
mata peluru itu melayang, terbang,
lalu menembus malam
hingga kegelapan
yang menghadang pun tumbang
hanya sepotong roti yang ia ambil di toko penebar maut,
hingga petugas mencabut kemarahan
dan mengepakkan sayap hingga menumbangkan
hati nuraninya
dari dada malam
mengucurkan kematian
yang tergeletak di atas sepotong roti
memang,
malam tak punya hati
ketika kelaparan itu
menjadi keangkuhan
hingga mata peluru pun buta ditembus kepentingan hukum, katamu
adilkah hatimu bicara
ketika harga diri itu tergelimpang di antara sepenggal nyawa dan sepotong roti?
Palembang
11 Desember 2024






