Laporan Tb Mhd Arief Hendrawan
–
Sibolga, Suaraanaknegerinews.com,- Suasana religius di Masjid Agung Sibolga mendadak berubah heboh. Seorang musafir muda bernama Arjuna Tamaraya (21) ditemukan tak bernyawa setelah diduga dianiaya lima pria secara brutal hanya karena beristirahat di rumah Allah.
Peristiwa memilukan ini terjadi pada Selasa dini hari (4/11/2025) di Masjid Agung Sibolga, Jalan Diponegoro, Kecamatan Sibolga Kota. Video rekaman amatir yang beredar luas memperlihatkan detik-detik keji saat korban dipukuli dan ditendang bertubi-tubi oleh beberapa pria di halaman masjid.
Korban sempat dilarikan ke RSUD FL Tobing Sibolga, namun mengembuskan napas terakhirnya Selasa pagi akibat luka parah di kepala.
“Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Masjid yang seharusnya menjadi tempat aman bagi siapa pun, apalagi musafir,” ujar Kapolres Sibolga AKBP Achmad Fauzi, dengan nada tegas namun berduka.
Polisi Tangkap Tiga Orang, Dua Orang Masih Buron
Kurang dari 12 jam setelah kejadian, polisi bergerak cepat. Tiga pelaku berhasil ditangkap, masing-masing ZP (57), HB (46), dan SS (40).
Dua lainnya masih buron dan kini tengah diburu.
“Motif sementara, para pelaku marah karena korban tidur di dalam masjid tanpa izin. Mereka memanggil teman dan memukuli korban hingga tewas,” jelas Kasat Reskrim Polres Sibolga Iptu Yudianto kepada Jurnalis, Selasa pagi.
Ironisnya, hasil penyelidikan menunjukkan para pelaku bukan marbot (pengurus masjid), melainkan warga sekitar yang tidak mengenal korban sama sekali.
Dianiaya Hanya Karena Istirahat di Masjid
Warga setempat menyebut Arjuna datang seorang diri dan sempat terlihat berwudhu’ sebelum rebahan di pojok ruang utama masjid.
Namun beberapa saat kemudian, datang lima pria yang langsung menginterogasi, memaki, lalu menyeret korban keluar.
“Kasihan kali, dia cuma tidur. Mungkin capek jalan jauh. Tapi malah dipukuli ramai-ramai,” kata Rahmat (34), warga sekitar yang menyaksikan kejadian itu dari kejauhan.
Ancaman Hukuman Berat
Atas perbuatannya, ketiga pelaku dijerat Pasal 170 ayat (3) KUHP tentang pengeroyokan yang menyebabkan mati, dengan ancaman hukuman hingga 12 tahun penjara.
Kejadian tragedi ini mengguncang hati masyarakat. Banyak warganet menyesalkan betapa nilai kemanusiaan dan empati kian menipis bahkan di tempat suci.
Masjid sejatinya adalah tempat berlindung, bukan tempat kehilangan nyawa.
Musafir seperti Arjuna, yang mungkin hanya ingin beristirahat sejenak, kini justru berpulang di rumah Allah dengan cara yang paling menyayat hati.
“Semoga ini menjadi pelajaran besar bagi kita semua. Jangan ada lagi kekerasan di tempat ibadah.”






