Oleh: Milky Sunkar*
Suaraanaknegerinews.com – Selandia Baru memiliki beberapa persen warga Muslim dari total 5 juta penduduknya. Dari inipun, komunitas Indonesia hanya beberapa ribu, mayoritas dari warga turunan Asia Selatan.
Sudah mulai banyak warga Selandia Baru yang mengenal apa itu puasa (Ramadan) tapi tetap mereka kagum bahwa berpuasa itu tidak hanya tidak makan, tapi juga tidak minum.
Mereka tidak mempermasalahkan yang berpuasa selama tidak menganggu atau menurunkan produktifitas hasil kerja.
Disinilah tantangan kami, bagaimana bisa puasa penuh dan hasil kerja konsisten seperti ketika tidak berpuasa! Jadi tidak ada kerja selesai awal agar bisa buka bersama dengan keluarga dirumah atau menambahkan waktu untuk beribadah. Banyak pula yang berbuka ketika perjalanan pulang, maka kami membawa bekal dari rumah.
Jam berbuka puasapun berbeda-beda. Ketika musim dingin, waktu siangnya jauh lebih pendek daripada musim panas. Tahun ini karena masih mendekati musim panas, Subuh sekitar jam 05.30 pagi dan Magrib jam 20.00 malam.
Alhamdulillah, disini hampir tiap-tiap kota besar ada organisasi Muslim Indonesia. Salah satu dan yang terbesar itu Yayasan Amal Humia (Himpunan Umat Muslim Indonesia Auckland) didirikan 20 tahun yang lalu yang dan berkedudukan di kota terbesar, Auckland.
Organisasi ini mempunyai kegiatan utama yaitu Idul Fitri dan Ramadan. Setiap Sabtu malam selama Ramadan, mereka adakan buka bersama dengan menu masakan-masakan lezat khas Indonesia yang disponsori oleh umat Muslim Indonesia terutama ibu-ibu.
Di acara ini masyarakat kita berkumpul dari all walks of life, seperti diaspora dan turunan-turunannya, pekerja dan perkumpulan pelajar Indonesia yang bisa mencapai beberapa ratus orang setiap pertemuan.
Ini kesempatan yang baik bagi warga Indonesia bertemu dan bersilaturahmi, maka terasa kembali seperti di Indonesia terutama bagi yang tidak didampingi oleh keluarganya yang masih di Indonesia.
Di bulan suci inipun, mereka kedatangan dai-dai dari Indonesia, ada yang dari Yayasan Dompet Duafa, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, dan beberapa kali dari universitas-universitas Islam.
Semoga dengan informasi yang kami berikan, masyarakat Indonesia yang di Indonesia bisa lebih memahami keadaan-keadaan Ramadan di mancanegara. (Arsiya Oganara)
*Profil Penulis:
Milky Sunkar, MMS (Distinction) the Owner NZ, Tour Guide & Travel Consultant adalah warga negara Indonesia dan telah menetap di Auckland, Selandia Baru selama 28 tahun.






