Oleh: Herry Tjahjono

Ada yang bertanya, mengapa saya belakangan ini cukup sering menulis atau memposting tentang Maia Estianty dan Irwan Mussry. Bagi sebagian orang, mungkin ini sekadar cerita selebritas. Tapi bagi saya, kisah mereka lebih dari itu, kisah nyata tentang kebahagiaan yang datang bukan karena keberuntungan semata, melainkan karena keteguhan hati yang terus bertahan meski digerus badai.

Kisah Maia dan Irwan bukan dongeng. Mereka tidak hidup di negeri khayal, tidak pula berjalan di atas karpet emas. Mereka melalui jalanan penuh kerikil, luka, dan pengkhianatan. Namun di balik semua itu, ada kesabaran yang tak dipamerkan, dan ketabahan yang tidak dibagikan dalam sorotan media. Dan bukankah itu yang membuat kisah mereka justru menjadi lebih membumi, lebih menyentuh banyak hati?

Setiap orang tentu memiliki takaran kebahagiaannya masing-masing. Tidak perlu sama. Tapi satu hal yang mungkin serupa bagi siapa pun yang ingin mencapainya: kita semua harus rela melalui lorong-lorong gelap sebelum tiba pada cahaya. Sama seperti Maia, ia pernah runtuh, tetapi tidak tinggal diam dalam reruntuhannya. Ia melangkah, meski dengan tertatih. Ia percaya, bahwa kebahagiaan bukan soal diberi, tetapi soal dijemput.

Maka dari itu, saya menuliskan dan membagikan kisah mereka. Bukan untuk menyanjung, tapi untuk mengingatkan: bahwa siapa pun bisa bahagia, asal tidak menyerah. Bahwa bahkan dari patahan yang paling menyakitkan pun, bisa tumbuh taman baru, dengan syarat: sabar, tabah, dan terus melangkah.

Dapat diakses pada link ini: https://www.facebook.com/herry.tjahjono.9