
HARI ULANG TAHUN YANG SESUNGGUHNYA
Puisi: Leni Marlina
[PPIPM-Indonesia, PPIC, Satu Pena Sumbar, KEAI, ACC SHILA, ASM, Penyala Literasi, WPM-Indonesia]
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
hari ini,
hari kelahiranmu.
langit tak menyebut namamu,
tapi ia mengenal rasa syukur
yang tumbuh diam-diam
dari tubuh yang belajar
memaafkan waktu.
hujan pun turun,
seolah bumi hendak berkata:
yang bertambah bukan hanya umur,
melainkan luka—
yang perlahan menyala
menjadi lentera kecil
di ceruk dada.
kau berdiri
di balik jendela,
menyambut tetes-tetes itu
seperti menyambut doa
yang tak bersuara,
tapi tahu jalan pulang
ke hatimu hari ini.
–– dan kau tahu? ––
kadang, hari lahir bukanlah perayaan,
melainkan ziarah sunyi
ke tubuh sendiri—
yang sepanjang waktu
telah memikul ribuan beban
tanpa pernah menuntut
sebuah ucapan selamat.
tak ada tamu,
hanya angin mengetuk perlahan,
membawa aroma masa lalu
yang tak sempat kau tangisi.
tak ada kue,
tapi langit mengiris awan
dan menuangkan gerimis
ke dalam cangkir kesunyian
yang kau letakkan sejak dini hari.
dan kau pun meneguknya
perlahan,
lalu membisikkan dalam hati:
“Terima kasih, Tuhan.
Engkau turunkan hujan—
agar aku tahu,
aku tak menua sendirian.”
Padang, Sumatera Barat, 2025
/2/
ZIARAH TUBUH YANG TERLUKA
Puisi: Leni Marlina
[PPIPM-Indonesia, PPIC, Satu Pena Sumbar, KEAI, ACC SHILA, ASM, Penyala Literasi, WPM-Indonesia]
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
aku berjalan pagi ini
menziarahi tubuhku sendiri—
langkah demi langkah,
seperti tamu yang asing
di rumah yang pernah ia tinggali.
kulihat luka lama
tak lagi berdarah,
hanya membentuk relief
yang tak bisa dijelaskan
oleh kata-kata,
hanya bisa dirasakan
seperti nyeri
yang tahu cara bersembunyi
di balik senyuman.
tubuhku adalah peta
dari semua tempat yang gagal
kutinggalkan sepenuhnya—
pelukan yang berubah debu,
janji yang membatu di tengkuk malam,
dan doa yang tak sempat selesai
karena tangis menenggelamkan lidah.
namun pagi ini,
aku tak lagi membawa bunga
untuk kubur yang lama.
aku membawa matahari
yang kupinjam dari puing-puing harapan,
dan menaburkannya
di setiap bekas luka
yang akhirnya kupanggil:
tempat kelahiran kedua.
Padang, Sumatera Barat, 2025
/3/
HARI SAAT DIRI MENJADI RUMAH SENDIRI
Puisi: Leni Marlina
[PPIPM-Indonesia, PPIC, Satu Pena Sumbar, KEAI, ACC SHILA, ASM, Penyala Literasi, WPM-Indonesia]
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
pada hari itu,
aku tidak lagi menunggu pintu diketuk.
tidak lagi berharap ada langkah datang
membawa pulang perasaan yang tercecer.
aku duduk
di ruang tamu dadaku sendiri,
menyuguhkan secangkir maaf
untuk semua kesalahan
yang pernah kulakukan pada diriku.
aku membuka jendela mataku,
membiarkan cahaya masuk
tanpa perlu izin dari masa lalu.
dan untuk pertama kalinya,
dinding hatiku tidak menggigil
oleh bayangan yang datang tanpa suara.
hari itu,
aku menjadi rumah—
bukan bagi orang lain,
tapi bagi diriku sendiri.
atapnya adalah pengertian,
lantainya adalah keberanian,
dan jendelanya:
tempat di mana aku memandang masa depan
tanpa rasa takut.
Padang, Sumatera Barat, 2025
/4/
BERSYUKUR DENGAN USIA
Puisi: Leni Marlina
[PPIPM-Indonesia, PPIC, Satu Pena Sumbar, KEAI, ACC SHILA, ASM, Penyala Literasi, WPM-Indonesia]
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
setiap tahun adalah taman
dan kita bukan hanya bunga,
kita—akar yang tahu
mengapa tanah menangis setelah hujan.
waktu tak datang memerintah,
ia mengetuk dada
seperti tamu yang membawa
cermin dari langit.
dan
kita melihat raga bertambah tua,
dan merasakan jiwa semakin lapang.
usia kita bukanlah beban,
tapi amanah dan kerelaan.
kita bersyukur:
bukan hanya karena masih hidup,
melainkan karena telah mencintai karena-Nya
dengan seutuhnya.
/5/
MENGGUGURKAN KETAKUTAN DAN DUKA
Puisi: Leni Marlina
[PPIPM-Indonesia, PPIC, Satu Pena Sumbar, KEAI, ACC SHILA, ASM, Penyala Literasi, WPM-Indonesia]
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
kita adalah mawar
yang menolak menjadi sekadar hiasan.
kita tumbuh dari luka
dan menyerap nyala matahari
dengan percaya penuh.
ketika usia memetik helai demi helai
kita tidak memohon pada waktu.
sebaliknya,
kita membuka hati
dan berkata:
“jatuhkan aku dalam doa.”
karena hidup bukan tentang bertahan
tetapi tentang memberi wangi
meski tinggal duri yang menyisa.
kita adalah cinta
yang tak lagi ingin dipuji,
karena sudah dikenang
oleh bagaimana kita
menggugurkan
ketakutan dan duka dari
wajah sesama.
Padang, Sumatera Barat, 2025
/6/
USIA DALAM TAMAN DIRI
Puisi: Leni Marlina
[PPIPM-Indonesia, PPIC, Satu Pena Sumbar, KEAI, ACC SHILA, ASM, Penyala Literasi, WPM-Indonesia]
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
ada taman
di dalam diri kita
yang tak bisa dilayukan waktu.
di sana,
usia tidak menua,
hanya menjadi bijak.
waktu tidak pergi,
hanya menjelma rembulan
yang menyinari luka dengan ketenangan.
kita bukan hanya manusia—
kita adalah ladang doa
yang terus berbunga
meski musim silih datang
dengan bayang kematian.
kita bersyukur,
karena hari ini
masih ada embun
yang menyebut nama kita dengan lembut,
dan cinta
yang mau tinggal
meski rumah kita hanya hati
yang terus diperbaiki.
Padang, Sumatera Barat, 2025
————————————-
Tentang Penulis: Leni Marlina
Leni Marlina merupakan seorang penulis, penyair, dan akademisi kelahiran Baso, Agam – Sumbar dan berdomisili di Padang. Ia tumbuh dengan kecintaan pada kata dan keyakinan bahwa sastra bisa menjadi jembatan kebaikan antar manusia. Sejak lama, ia melibatkan diri dalam kegiatan literasi, baik di lingkungan sekitar maupun di berbagai komunitas yang lebih luas.
Sejak tahun 2022, Leni Marlina bergabung dalam keluarga besar SATU PENA (Asosiasi Penulis Indonesia) cabang Sumatera Barat, yang dipimpin oleh Ibu Sastri Bakry dan Bapak Armaidi Tanjung. Dalam lingkungan inilah ia banyak belajar dan tumbuh bersama rekan-rekan penulis lainnya.
Pada Mei 2025, Leni diberi kehormatan sebagai Penulis Terbaik Tahun Ini oleh SATU PENA Sumatera Barat dalam acara Gala Dinner Festival Literasi Internasional Minangkabau ke-3. Penghargaan ini ia terima dengan penuh rasa syukur, sebagai bentuk dukungan bagi semangat gotong royong dalam membangun budaya baca dan tulis di tanah air.
Di luar negeri, Leni menjadi bagian dari ACC Shanghai Huifeng International Literary Association (ACC SHILA) yang dipimpin oleh penyair dunia Anna Keiko. Sejak 2024, ia dipercaya sebagai Duta Puisi Indonesia untuk ACC SHILA, dan pada 2025 diberi amanah sebagai Ketua Perwakilan Asia dalam kelompok duta puisi ACC SHILA—sebuah kesempatan untuk mempererat jalinan budaya melalui puisi.
Tahun yang sama, ia juga bergabung dengan World Poetry Movement (WPM) Indonesia, yang dikordinasikan oleh Ibu Sastri Bakry, sebagai bagian dari gerakan puisi dunia yang berpusat di Kolombia.
Perjalanan Leni di dunia sastra internasional bermula saat menempuh studi S2 Menulis dan Sastra di Australia pada 2011–2013. Saat itu, ia menjadi anggota komunitas penulis di Victoria dan belajar dari banyak penulis lintas budaya.
Pada 31 Mei 2025, Leni dengan sejumlah komunitas yang dipimpinnya, bersama Achmad Yusuf (sebagai ketua), turut menyelenggarakan kegiatan Poetry BLaD (Peluncuran & Diskusi Buku Puisi) dan IOSoP (Seminar Internasional Online tentang Puisi) 2025, diamananahkan oleh Media Suara Anak Negeri News (di bawah pimpinan Paulus Laratmase) berkolaborasi dengan Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang. Kegiatan ini adalah ruang bersama untuk berbagi semangat dan cinta terhadap literasi, kemanusian dan perdmaaian melalui karya saatra, puisi.
Sejak 2006, Leni mengabdi sebagai dosen di Program Studi Sastra Inggris, Departemen Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang. Ia mengajar dan membimbing mahasiswa di bidang bahasa, sastra, dan penulisan. Ia percaya bahwa pendidikan dan karya tulis dan karya kreatif adalah bagian dari pengabdian kepada masyarakat.
Di luar aktivitas kampus, Leni juga menulis sebagai jurnalis lepas, editor, dan kontributor digital. Sejumlah karyanya dapat dibaca di: https://suaraanaknegerinews.com/category/puisi-leni-marlina-bagi-anak-bangsa
Leni juga memulai dan mendampingi sejumlah komunitas literasi dan sosial berbasis digital, antara lain:
1. World Children’s Literature Community (WCLC): https://shorturl.at/acFv1
2. Poetry-Pen International Community (PPIC)
3. PPIPM Indonesia (Pondok Puisi Inspirasi Pemikiran Masyarakat):
https://shorturl.at/2eTSB
https://shorturl.at/tHjRI
4. Starcom Indonesia Community (Starmoonsun Edupreneur): https://rb.gy/5c1b02
5. Linguistic Talk Community (Ling-TC)
6. Literature Talk Community (Littalk-C)
7. Translation Practice Community (Trans-PC)
8. English Language Learning, Literacy, and Literary Community (EL4C)
“THE TRULY BIRTHDAY”: Merayakan Leni Marlina dan Kiprahnya Menghidupkan Sastra di Suara Anak Negeri





