Oleh: Arsiya Oganara*
Suaraanaknegerinews.com – Surah Thaha, dinamai Thaha diambil dari ayat pertama surah ini. Nama ini sudah dikenal sejak zaman Rosulullah. Nama lainnya Al-Kalim yakni mitra bicara. Maksudnya adalah Nabi Musa as yang menerima wahyu dan mendengar firman-firman Allah swt secara langsung tanpa perantara malaikat.
Memang surah ini cukup banyak uraian Nabi Musa as antara lain firman Allah swt yang diterima langsung pada saat dalam perjalanan bersama keluarganya dari Mdyan menuju Mesir.
Arti Thaha lainnya adalah wahai pria/tokoh, ini menunjukkan kebesaran kedudukan, popularitas, kekuasaan yang akan diraih oleh mitra bicara ayat ini, yaitu Nabi Muhammad saw dan umatnya.
Surah ini merupakan surah keduapuluh dalam Al Qur’an terdiri dari 135 ayat, termasuk golongan surah Makkiyyah, artinya diturunkan saat Rosulullah masih di Mekah. Kata lainnya, Rosulullah belum hijrah ke Madinah.
Surah ini merupakan satu dari duapuluh sembilan surah yang dimulai dengan huruf-huruf alphabetis.
Tema utama surah ini tentang peringatan ancaman Allah swt terhadap pembangkang karena ayat-ayatnya lebih banyak berbicara tentang ancaman daripada ayat-ayat yang mneguraikan janji-janji yang menggembirakan.
Kemudian, tema lainnya, penyampaian penangguhan ancaman terhadap masyarakat Mekah yang diajak beriman oleh Nabi Muhammad saw. Demikian tafsir Al-Misbah.
Adapun tafsir secara singkat berdasarkan Tafsir Al-Misbah “Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an” karya M. Quraish Shihab yang diterbitkan oleh Lentera Hati.
Terjemahan QS. Thaha 20: 1 – 4,
“Thaha, Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Qur’an agar engkau menjadi susah. Kecuali sebagai peringatan bagi orang yang takut. Diturunkan dari siapa yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi”. QS. Thaha 20: 1 – 4
Ayat 1 -3, Al-Qur’an tidak diturunkan untuk menjadikan Nabi Muhammad saw menderita, mengisyaratkan tuntunan Allah swt agar tidak terlalu bersedih hati akibat penolakan kaumnya. Ini juga berarti janji tentang kemenagan dan keberhasilan yang segera diraih.
Lalu, ayat 4, Tidak mungkin ada sesuatu dari informasi Al-Qur’an yang bertentangan dengan hakikat ilmiah yang terhampar dialam raya dan yang bertentangan dengan kemaslahatan ciptaan-Nya.
Ya Robbana, ampunilah dosa-dosa kami. Kabulkanlah permohonan kami. Wallahu a’lam bishowab.
*Profil Penulis:
Arsiya Heni Puspita – Arsiya Oganara adalah nama penanya. Lulusan Sarjana Ilmu Komunikasi dengan hobi membaca dan travelling.
Hobi ini pula yang mengantarkannya menjadi Professional Journalist yang sudah mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dan dinyatakan Kompeten.
Juga Professional Tourist Guide and Professional Tour Leader, Licensed and Certified dari Disparekraf DKI Jakarta dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Indonesia.
Saat ini mulai merambah ke dunia sastra dan kegemarannya menulis tersalurkan dengan menulis cerpen, puisi, puisi esai, dan lainnya.
Arsiya Oganara sangat senang bertemu dengan orang baru, persahabatan bisa dilakukan melalui medsosnya. FB: Arsiya Heny Puspita. IG: arsiyahenyhdl. Email: hennyarsiya@gmail.com.






