Ambon, Bimkat — Mewakili Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Katolik RI, Direktur Pendidikan Katolik, Albertus Triyatmojo, S.S., M.Si., secara resmi membuka Pertemuan Nasional Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) di Hotel Elizabeth, Kota Ambon, Senin (29/9/2025). Acara ini menjadi momentum penting bagi Gereja Katolik dalam memperkuat semangat dialog iman dan kepercayaan di tengah masyarakat yang majemuk dan plural.

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Sekretaris Eksekutif Komisi HAK Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), RD. Aloysius Budi Purnomo, Sekretaris Kota Ambon, Roberd Sapulette, S.T., M.T., Pembimas Katolik Kemenag Provinsi Maluku, Bernard Fanulene, S.Pd., serta Sekretaris Umum Keuskupan Amboina, RD. Agustinus Arbol, yang hadir mewakili Uskup Diosis Amboina. Selain itu, hadir pula Ketua Komisi HAK Keuskupan Amboina, RD. Costan Fatlolon, S.S., M.A., Ph.D., bersama perwakilan delapan paroki, mahasiswa STPAK Ambon, dan para frater Seminari Tinggi Ambon.

Mengusung tema “Dialog dalam Iman dan Kebenaran”, kegiatan ini menjadi ruang reflektif bagi umat Katolik untuk memperkokoh komitmen terhadap nilai-nilai toleransi dan perdamaian. Tema tersebut sejalan dengan semangat Gereja yang senantiasa mengedepankan dialog antariman sebagai sarana mempererat persaudaraan sejati dan membangun kehidupan bersama yang harmonis di tengah perbedaan keyakinan.

Dalam sambutannya, Albertus Triyatmojo menegaskan bahwa dialog antarumat beragama merupakan fondasi utama dalam memperkuat kehidupan sosial dan spiritual bangsa. Ia menekankan bahwa semangat keberagaman telah menjadi kekuatan bangsa Indonesia sejak masa perjuangan kemerdekaan. “Keberagaman adalah anugerah yang harus dijaga. Dengan mengutamakan solidaritas, persatuan, dan menjunjung tinggi martabat manusia, kita dapat memperkokoh relasi harmonis antarumat beragama,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Kota Ambon, Roberd Sapulette, dalam arahannya menyampaikan apresiasi kepada Bimas Katolik dan Keuskupan Amboina atas inisiatif menyelenggarakan kegiatan ini di Kota Ambon. Ia menilai, dialog lintas iman adalah kebutuhan mendesak di tengah tantangan sosial yang semakin kompleks. “Pemerintah Kota Ambon mendukung penuh setiap langkah yang menumbuhkan budaya dialog dan kerja sama antaragama. Kita ingin Ambon tetap dikenal sebagai kota yang rukun dan damai, tempat di mana perbedaan justru memperkaya, bukan memisahkan,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Ketua Komisi HAK Keuskupan Amboina, RD. Costan Fatlolon, menegaskan bahwa Komisi HAK akan terus berperan aktif dalam membangun komunikasi lintas agama yang berbasis pada nilai-nilai kasih dan kebenaran. “Dialog tidak berhenti di ruang seminar, tetapi harus dihidupi dalam keseharian. Melalui perjumpaan yang tulus, kita belajar melihat wajah Allah dalam sesama yang berbeda,” ujarnya dengan penuh harapan.

Pertemuan Nasional Komisi HAK ini diharapkan menjadi wadah strategis bagi peserta untuk memperluas jaringan kerja sama lintas iman, memperkuat solidaritas kemanusiaan, serta menegaskan kembali peran Gereja Katolik sebagai pembangun jembatan bagi perdamaian dan persaudaraan sejati di tanah air.

Laporan Bernardus Fanulene