Robert Maryen, M.Pd, Widya Prada PDM-010 Bidang Pemulihan dan Pemberdayaan BPMP Prov Papua

Oleh: Paulus Laratmase

Kehadiran Tim Bedah Literasi Simoli, Balai Penjaminan Mutu Pendidikan  (BPMP) Provinsi Papua  sejak Rabu, 14 Agustus 2024 tiba di Kabupaten Biak Numfor.

Tim bedah literasi Simoli yang dipimpin langsung Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Papua, Dr. Junus Simangunsong, S.Si.,M.T  setelah tiba di Biak, langsung menuju SD Inpres Burokub Distrik Biak Kota melakukan  perkerjaan yang berkaitan dengan “Bedah Literasi Simoli.”

Apa Itu Bedah Literasi Simoli?

 Robert Maryen, M.Pd, putera Kabupaten Biak Numfor dari kampung Opieref, Distrik Biak Timur yang sehariannya sebagai Widya Prada PDM-010 Bidang Pemulihan dan Pemberdayaan BPMP Provinsi Papua menjelaskan, “Simoli akronim dengan  perpustakaan keliling.”

Pada ranah ini, menurut Robert Maryen, “Bedah Literasi Simoli adalah sebuah sistem yang mobile di mana membawa buku bacaan bermutu yang digelar di setiap sekolah. Di sana anak murid bisa diarahkan untuk membaca buku bermutu, sekaligus sebagai sebuah kebiasaan untuk setiap kali harus mereka membaca. Karena hanya melalui membaca kemampuan literasi anak menjadi bertumbuh dan berkembang dan menjadi budaya bagi semua siswa. Demikian sebuah pepatah mengatakan, membaca adalah jendela pengetahuan.”

Kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar dan Literasi Simoli

 Senada dengan Kepala BPMP, Dr. Junus Simangunsong, Robert Maryen mengatakan, “Kurikulum merdeka belajar merupakan instrumen penting yang berkontribusi untuk menciptakan pembelajaran yang inklusif. Inklusif tidak hanya tentang menerima peserta didik dengan kebutuhan khusus. Tetapi, inklusif artinya satuan pendidikan mampu menyelenggarakan iklim pembelajaran yang menerima dan menghargai perbedaan, baik perbedaan sosial, budaya, agama, dan suku bangsa. Pembelajaran yang menerima bagaimanapun fisik, agama, dan identitas para peserta didiknya.”

Robert Maryen, M.Pd (kanan) dan Srikandi Poncowati, S.Pd.,M.M Guru Penggerak SMA Negeri 1 Biak Numfor

Robert pun menegaskan Kembali apa yang telah disampaikan Dr. Junus Simangunsong, bahwa dalam kurikulum merdeka belajar, inklusi dapat tercermin melalui penerapan profil pelajar Pancasila, misalnya dari dimensi kebinekaan global dan akhlak kepada sesama serta dari pembelajaran berbasis projek (project based learning).

Kepala BPLP Prov. Papua dan Staf

Pembelajaran berbasis projek ini nantinya akan otomatis memfasilitasi tumbuhnya toleransi sehingga terwujudlah  sikap inklusi pada diri siswa itu sendiri. Sekolah harus menjadi media “pembiasaan diri siswa” mencintai dunia literasi dan numerasi sebagai suatu hal yang inheren pada diri anak tanpa harus dipaksan. Dan hal itu mungkin jika iklim sekolah memungkinkan.

Literasi Simoli merupakan wujud iklim literasi yang diimpikan para siswa di Papua, di Kabupaten Biak Numfor. Lirerasi mobil keliling adalah bagaimana BPMP Provinsi Papua melihat bahwa sistem dulu yang dikenal dengan “Perpustakaan Keliling” tidak efektif menumbuhkan kesadaran literasi dan numerasi peserta didik. Demikian sebuah anti tesa dari konsep itu, kini literasi simoli menjadi sebuah daya tarik tersendiri yang mampu menumbuhkembangkan keingintahuan siswa dari aspek literasi dan numerasi melalui “Bedah Literasi Simoli” di sekolah-sekolah percontohan di semua kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Papua.

Target Tim Simoli Berkaya di Biak Numfor

Selama beberapa hari di Biak, SD Inpres Fandoi, Distrik Biak Kota menjadi fokus utama Bedah Literasi Simoli.

“Penataan ruang kelas dan halaman sekolah dibenahi sedemikian rupa sehingga pada Upacara Ulang Tahun RI 17 Agustus 2024 pada hari Sabtu nanti, SD Inpres Burokub dibedah sedemikian rupa sehingga idealisme iklim literasi simoli dirasakan bukan saja oleh siswa, guru dan tenaga kependidikan bahkan orang tua atau siapa saja akan merasakan bahwa suasana belajar yang diharapkan siswa benar-benar dialami sebagai sebuah kebutuhan yang bermanfaat bagi diri siswa itu sendiri dan mau membaca buku tanpa harus dipaksa demi masa depan siswa itu sendiri,” demikian harapan Robert Maryen.