Oleh Isrizal, M.Pd – Kepala MTsN 1 Kota Padang
–
Pada hari Senin, 30 Juni 2025, udara Padang mengantarkan harap di setiap sudut ruang Tata Usaha. Di sinilah, saya, Isrizal, menyapa perubahan: turun langsung, meninjau, dan membedah kultur administrasi bersama tujuh insan pilihan—Gustina, Desi Putri, Dewi Reni Mailina, Fetriandi, Ira Yulfitriana, Nurhayati, dan Sivia Krismonika. Mereka tidak sekadar pegawai, melainkan ruh layanan yang menentukan wajah MTsN 1 Kota Padang.
Memaknai Angka dan Jiwa
Evaluasi berlangsung objektif dan sistematis melalui aspek: uraian tugas, disiplin waktu, akurasi kerja, serta kualitas layanan—semua diselaraskan dengan PermenPAN-RB No. 15 Tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan Publik, yang menekankan kejelasan alur dan maklumat pelayanan, serta Permendikbudristek No. 6 Tahun 2022 yang mempertegas etos kerja profesional.
Namun, supervisi ini lebih dari sekadar angka dan regulasi. Ia adalah panggilan moral dan estetika service melalui laku:
“Sistem pelayanan kerja harus dibangun atas dasar kejelasan alur, kecepatan respon, dan tanggung jawab moral. Kita bukan sekadar bekerja, tetapi melayani dengan hati.”
Kata ini saya tanamkan karena keberhasilan administrasi lahir bukan dari tumpukan dokumen, melainkan dari tabahnya niat dan teguhnya integritas.
Enam Pilar Pelayanan Prima
Dalam suasana dialogis yang hangat, saya menekankan penginternalisasian enam prinsip utama:
1. Kesederhanaan – Prosedur ringkas, terarah, minim birokrasi berbelit.
2. Kejelasan – Informasi jelas tentang alur dan tanggung jawab.
3. Kepastian Waktu – Tepat waktu dalam semua tahapan.
4. Akurasi – Data tidak salah, bebas dari kesalahan administratif.
5. Keamanan – Menjaga kerahasiaan dan integritas berkas.
6. Tanggung Jawab – Setiap tindakan tercatat dan bisa dipertanggungjawabkan.
“Kita tata ulang sistem kerja ini dengan mengedepankan transparansi, teknologi informasi, dan budaya profesional,” ajak saya pada sesi itu.
Kebaruan Strategis di TU
Supervisi ini bukan acara penilaian semata, melainkan bagian dari reformasi birokrasi menuju Zona Integritas dan Wilayah Bebas Korupsi (WBK) di bawah binaan Kementerian Agama. Selain itu, ini adalah pijakan strategis untuk menjadikan MTsN 1 Padang sebagai role model madrasah akhlak, sistem, dan mutu—menjadi embrio inovasi pelayana publik yang estetis dan manusiawi.
Jejak Dampak dan Harapan
Langkah ini membuka jalan perubahan nyata:
Profesionalisme meningkat – staf TU lebih gesit dan percaya diri.
Efisiensi waktu berbicara – pengurusan administrasi jadi cepat dan akurat.
Transparansi dan akuntabilitas menjadi napas harian madrasah.
Di akhir supervisi, saya titipkan kalimat yang menyentuh nurani:
“Saya ingin setiap pegawai menyadari bahwa setiap pelayanan yang kita berikan adalah cermin dari madrasah kita. Jadilah pribadi yang melayani dengan ikhlas, profesional, dan penuh tanggung jawab. Karena dari TU yang tertib, lahir madrasah yang berprestasi.”
Supervisi hari itu bukan sekadar melintas waktu, tapi membentuk masa depan. Dari meja TU yang tertata, tumbuhlah madrasah yang bukan hanya unggul dalam mutu, tetapi agung dalam cara melayani.
Kontributor dan Editor: Dafril, Tuanku Bandaro