Oleh: I Ketut Surajaya
–
Pada awalnya aku hanya silaf
Entah ada apa yang terjadi
Hembusan semerbak melati
Menembus magma panas
Yang menggarang
Mengalirkan lava dingin
Membeku di catatan memori
Puting beliungmu yang anggun
Mencairkan lava beku
Menjadi kerikil tajam dan debu
Menderu bergulung pekat
Menyatu dalam kelam
Dan mengirimkan banjir bandang
Air mata yang mengikis bedak tipis
Di lesung pipitmu yang menggoda
Entah apa yang terjadi
Dengan memori telpon genggamku
Yang menyemburkan berita ganas
Membinasakan kecambah
Yang mendapat siraman tirta Kehidupan di sanubariku
Wahai ponsel sensitif
Tega menghembuskan
Angin sembilu
Yang menyayat hatiku
Yang merobekkan jantungku
Aku tak berdaya
Aku menuai usilku
Kebodohan dan keluguan
Diperdaya teknologi canggihmu
Yang memporak porandakan
Pondok cinta gubukku
Dalam sekejap puting beliungmu
Yang memendam luka
Depok, 27 April 2024