Oleh: Elza Peldi Taher

Pagi ini matahari menebarkan sinarnya yang lembut, membelai bumi dengan kehangatan yang lembut. Setiap sinar yang memancar dari cakrawala adalah simbol kebijaksanaan, bagaikan jari-jari tangan Tuhan yang menjangkau seluruh makhluk tanpa pandang bulu. Dalam diamnya, matahari memberikan energi yang tak terhingga, sumber kehidupan yang dibutuhkan oleh umat manusia.

Ketika pagi menjelang, sinar matahari menyapu lembut permukaan bumi, memberi kekuatan baru kepada setiap insan yang memulai harinya. Dalam setiap pancaran sinar, tersembunyi dorongan untuk bangkit dan melangkah maju. Matahari tidak memilih, tidak membeda-bedakan siapa yang layak mendapatkan sinarnya. Baik atau buruk, kaya atau miskin, semua merasakan sentuhan hangatnya dengan cara yang sama. Ia adalah pengingat bahwa keadilan dan cinta itu universal, melampaui batasan yang kita buat sendiri.

Matahari menghilang, saat malam tiba. Ia pergi agar kita dapat beristirahat, bernaung dalam pelukan gelap yang menenangkan setelah hari yang penuh dengan aktivitas. Dalam kegelapan malam, kita diberi waktu untuk merenung dan menyiapkan diri untuk hari esok yang baru.

Matahari, dalam segala kebesarannya, mengajarkan kita tentang siklus kehidupan. Ia mengajarkan kita untuk menghargai setiap momen, untuk menyadari pentingnya kebangkitan pagi dan ketenangan malam. Ia adalah simbol yang abadi dari keseimbangan, kebijaksanaan, dan cinta yang tanpa syarat.

Pondok Cabe Udik 25 Agustus 2024

Elza Peldi Taher