Elektabilitas turun, lalu politisi suruh preman membakar pemukiman kumuh. Esoknya, para politisi itu sibuk berikan bantuan ke korban kebakaran. Mereka peluk, ikut menangis merasakan derita korban. Media disewa untuk memviralkan. Hasilnya, elekta naik lagi dan menang lagi di Pemilu. Sekelumit cerita politisi di film India.

Cerita itu mirip juga dengan politisi Amerika Serikat di dunia nyata. Presiden Amerika Joe Biden yang mau nyalon presiden lagi bersiap meluncurkan paket bantuan untuk rakyat Gaza Palestina. Bantuan itu rencananya akan dijatuhkan lewat udara. Tak berani lewat darat. Dibantu karena rakyat Gaza sedang kelaparan akibat blokade anak emasnya, Israel.

Publik tahu, ketika tentara Israel membombardir Gaza, Amerika lah pelindungnya. Israel mau genosida, Paman Sam tak peduli dan tutup mata. Ribuan nyawa melayang, Amerika seolah tak melihat, dianggap tak ada.

Sikap tutup mata Amerika itu, tiba-tiba melunak. Lalu, mau berikan bantuan setelah jadi pelindung tentara bengis Israel. Coba, ini gimana nalarnya. Apakah karena mau Pilpres, rakyat dimiskinkan dulu lalu dikasih Bansos. Ups..itu negeri Wakanda, maaf. Maksudnya, karena sudah memporakporandakan Gaza, populitas turun, lalu pasang jurus beri bantuan, gitu…Supaya elekta naik lagi, gitu…Supaya dunia bersimpati, gitu…Supaya Rusia tak mengusik Israel, gitu…Supaya Houthi tak memotong kabel optik bawah laut, gitu…Geram rasanya bila diturutkan emosi. Manas tak belawan, kata orang Melayu. Yang mau dilawan itu negara super power. Suke-suke die dengan dunie ini.

Memang berat melawan Israel selama Amerika ada di belakangnya. Negeri kecil, tapi sangat kuat. Negara Arab pernah mengeroyoknya, malah kalah. PBB saja tak bisa jalan bila berhadapan dengan negeri kekuasaan Benyamin Netanyahu ini.

Palestina satu-satu negeri yang belum merdeka. Sakalnya minta ampun. Pengorbanan rakyat sudah tak terhitung nyawa. Belum lagi harus terusir dari tanah kelahirannya. Sementara Israel terus mendatangkan warga Yahudi di seluruh dunia, lalu ditempatkan di tanah orang Palestina. Tanah Israel terus membesar, tanah Palestina semakin mengecil. Bisa-bisa Palestina hilang dari peta dunia.

Selama Amerika masih kuat, Israel sulit untuk digoyahkan. Kecuali, Amerika runtuh. Sepertinya berat berharap Amerika runtuh selama dolar masih menjadi mata uang dunia. Jalan satu-satunya, mendesak Amerika dan sekutunya menekan Israel mau memerdekakan Palestina. Kira-kira desakan kita ni didengar oleh si Paman itu.

 

Camanewak