Laporan: Eko Hermanto

Editor    : Paulus Laratmase

Bulan suci ramahdan merupakan bulan yang penuh rahmat bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri pada Allah Ta’ala, demikian firman Allah dala Q.S. Al-Baqarah ayat 183, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu supaya kamu bertakwa.”

Momentum puasa di tahun 2024, bukan hanya dilaksanakan umat muslim menuju hari raya lebaran, tetapi juga umat katolik yang melaksanakan puasa bertepatan waktu yang sama selama 40 hari menjelang paskah. Dua momentum besar merupakan fenomena bagaimana Indonesia, Papua, Biak menjadi indicator bagaimana pluralitas suku, agama menyatu dalam “tolerensi yang indah.”

Dalam rangka  meningkatkan kadar keimanan dan menjalin tali silaturahmi di bulan Ramadhan yang penuh berkah dan sudah menjadi tradisi bertahun-tahun, maka segenap GTK Muslim dan Non Muslim SMA Negeri 1 Biak pada hari Sabtu, 23 Maret 2024 bertempat di Swiss-Bellhotel mengadakan buka puasa dan makan bersama.

Hadir pada kesempatan buka puasa, Kepala Dinas Pendidikan Biak Numfor, Kamarudin, S.Pd.,M.M, Pengawas SMA Negeri 1 Biak Drs. Joko Sarwono,M.Pd, Kepala Sekolah SMA Ngeri 1 Biak Rudulf A. Randongkir, perwakilan komite sekolah dan  sejumlah undangan yang hadir meramaikan acara buka puasa bersama.

Membangun Kohesifitas dan Membangun Toleransi

Kepala Dinas Pendidikan Biak Numfor, Kamarudin, S.Pd.,M.M pada kesempatan buka puasa bersama mengatakan, “Apresiasi yang tinggi saya haturkan kepada pihak sekolah yang telah melaksanakan kegiatan buka puasa bersama ini, dan berharap dapat rutin dilaksanakan setiap tahun serta dapat menjadi contoh bagi sekolah lain. Inilah contoh membangun kohesifitas kebersamaan pada tataran pluralitas hidup bersama dalam  bingkai satu Indonesiaan yang utuh dari Sabang sampai Merauke.”

“Selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Biak, atas nama segenap guru non muslim, para siswa non muslim mengucapkan selamat menunaikan ibadah bulan suci ramadhan. Juga bagi para guru dan tenaga kependidikan yang beragama katolik yang sedang melaksanakan puasa selama 40 hari menjelang paskah. Semoga amal ibadah diridhohi Tuhan Yang Maha Kuasa,” demikian sambutan Rudolf A. Randongkir, S.Sos.

“Bulan Ramadhan menjadi bulan istimewa yang penuh berkah bagi bukan saja umat muslim tetapi juga umat non muslim. Secara khusus puasa bagi umat muslim merupakan kewajiban. Untuk itu tiba bulan Ramadhan,  maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu,” ungkap ustad Saifullah, S.Pd.I dalam tausiyahnya.

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al Ahzab : 36).

Hablun mi- nallah wa hablun minannas

Di tempat terpisah, ustad Saifullah mengatakan, Semua ajaran dan ibadah dalam Islam selalu terkait dengan relasi vertikal dan horizontal.

Umat Islam tidak dibenarkan hidup egoistis dan melepaskan diri dari tanggung jawab sosialnya. Setiap pribadi Muslim diperintahkan peka dan ikut bertanggung jawab terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat.

Kesediaan orang Islam berpuasa di bulan Ramadhan juga merupakan pesan konkret doktrin Islam kepada pemeluknya untuk senantiasa memiliki perhatian sosial ke sekelilingnya.

Di samping itu, semua tugas sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi setiap Muslim merupakan tanggung jawab yang harus ditunaikan, baik secara individual maupun secara kolektif, terutama bagi para pemimpinnya.

Dalam perspektif Islam, setiap pribadi Muslim diperintahkan peka dan ikut bertanggung jawab terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat. Mereka dituntut berperan aktif dalam mewujudkan pembangunan lahir dan batin, pembangunan manusia seutuhnya. Bukan dalam slogan-slogan, melainkan harus diwujudkan secara konkret dalam masyarakat.

Dalam konteks relasi sosial Islam, Rasulullah SAW sangat membenci orang Islam yang bersikap acuh tak acuh terhadap kepentingan masyarakat dan mengabaikan perjuangan agamanya sebagaimana sabdanya, “Barang siapa yang tidak mau mementingkan urusan kaum Muslimin, maka ia tidak termasuk golongan mereka,” tandasnya.

Partisipasi guru dan tenaga kependidikan beragama muslim

“Pelaksanaan acara buka puasa bersama keluarga besar SMA Negeri 1 Biak tidak terlepas dari partisipasi aktif para guru dan tenaga kependidikan,” tandas Ketua Panita Dra. Afniwirda dalam laporannya.

Kata Afni sapaan akrabnya, “Dana yang terkumpul dari kas mushola SMA Negeri 1 Biak dan bantuan dana seluruh guru dan tenaga kependidikan yang beragama islam. Sebuah kesadaran moril yang Allah akan membalas semua budi baik dalam rangka pengamalan di bulan suci Ramadhan, sebuah wujud kebersamaan kehidupan pluralitas bersama.”

“Kehadiran Kepala Dinas Pendidikan, Pengawas, Bapak Kepala Sekolah Rudolf A. Randongkir, S.Sos, Wakasek Humas Drs. Ferry Lembong, M.M.Pd, Wakasek Sarana Prasaran, Wakasek Kesiswaan, rekan-rekan guru yang beragama kristen, menjadi sebuah sarana “Promosi Peace Building” yang menjadi komitmen bersama dalam upaya mewujudkan pluralitas hidup bersama dalam satu Indonesia,” tandas Wakasek Kurikulum Abdul Rahman, S.Pd menutup acara buka puasa bersama SMA Negeri 1 Biak.

 

Dokumentasi Foto: