Oleh: Fenan Ngoranmele
–
Kasus korupsi yang melibatkan Harvey Moeis, suami dari aktris Sandra Dewi baru-baru ini adalah sebuah contoh nyata dari kebusukan moral dan ketidakberanian yang merajalela di dalam sistem kita. Tindakan korupsi yang dilakukan oleh Moeis, dkk, dengan mengorbankan kepentingan publik demi keuntungan pribadi, adalah perbuatan yang patut dimaki-maki dan dihina oleh seluruh masyarakat.
Pertama-tama, kita harus menyoroti bahwa mereka adalah contoh hidup dari ketamakan yang tidak terbatas dan moralitas yang hancur. Dengan mengambil keuntungan dari perdagangan komoditas timah, Moeis, dkk, telah menunjukkan bahwa mereka tidak peduli dengan nasib rakyat kecil yang seharusnya dilindungi oleh pemerintah. Bagi mereka, uang adalah segalanya, bahkan jika itu berarti mengorbankan keadilan dan kesejahteraan masyarakat.
Tidak hanya itu, Moeis juga menunjukkan ketidakpedulian yang luar biasa terhadap prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan sosial. Dia menyalahgunakan kewenangan dan kekuasaan menguntungkan dirinya sendiri dan kelompok kecilnya, tanpa rasa tanggung jawab atau empati terhadap nasib orang lain. Tindakannya bukanlah sekadar pelanggaran hukum, tetapi penghinaan terhadap nilai-nilai dasar kemanusiaan.
Dan yang lebih menyedihkan lagi, tindakan korupsi yang dilakukan oleh Moeis telah menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi negara dan rakyat sebesar 271 triliun. Uang yang seharusnya digunakan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan digunakan untuk memenuhi nafsu serakahnya. Akibatnya, pembangunan terhambat, kemiskinan semakin meluas, dan kesenjangan sosial semakin membesar. Dan semua ini demi apa? Demi memperkaya diri sendiri dan kelompok kecilnya.
Moeis dan para pelaku korupsi lainnya harus diperlakukan dengan hinaan yang setimpal dengan perbuatan mereka. Mereka tidak layak dianggap sebagai anggota masyarakat yang beradab, tetapi sebagai parasit yang merusak sistem dan mencuri dari kantong rakyat. Hukuman penjara seumur hidup dan denda maksimal 1 miliar rupiah mungkin tidak cukup untuk menunjukkan seberapa rendah dan tercelanya mereka di mata masyarakat. Mereka pantas mendapatkannya.