Oleh: Alex Runggeary
–
Malam ini akan purnama penuh empatbelas hari. Semua orang di belahan dunia itu akan menatapnya sambil bersenandung rindu. Sepi angin membelai rasa. Menusuk dalam sampai ke kesunyian hati
Bagi penduduk Byak dan juga Kurudu serta kebanyakan penduduk pesisir Utara Papua lainnya, malam ini adalah malam yang telah ditunggu setahun lamanya. Malam ini akan terjadi pasang tertinggi dimusim teduh. Tepat pada pertengahan tahun. Tepat pada tengah dua musim, angin dan teduh.
Pada masa itu, malam seperti ini selain menikmati cahaya bulan menembus daun nyiur lemah tak tergerak semilir angin, orang orang itu menyiapkan peralatan perburuan ikan besok. Seperti jaring, tombak ikan yang disebut kalawai bermata lima, ret – kawat penembak ikan bermata satu, terbuat dari kawat jeruji veleg sepeda, dengan karet bekas ban dalam mobil, diikat pada pangkal ret sebagai pemicu, tidak lupa keranjang penampung ikan dari anyaman nylon.
Beberapa minggu sebelum malam ini, bentangan pantai sepanjang hampir dua kilometer itu telah diberikan tanda berupa datang daun kelapa muda sebagai – Tanda Larangan – Siapapun harus menjauhi daerah itu. Akan ada – Wampasi – perburuan ikan pada musim teduh pada air surut terjauh.
Ketika daerah pantai sepanjang itu selama beberapa minggu itu tidak dijamah orang, ikan ikan merasa aman berseliweran dengan berani karena tahu aman, sampai ke dekat pantai. Itulah tujuan larangan tadi.
Namun besok pagi ketika air pasang penuh, akan dipasangi jaring sepanjang sambung menyambung dan menutupi dua sisinya dari laut sampai ke darat. Ketika air surut besok siang.
Bila besok siang yang ditunggu selama setahun itu tiba, maka bentangan karang sepanjang pantai itu akan kering kerontang. Gerombolan ikan yang terperangkap dalam jaring itu memilih sisa air di bawah batu batu itu di bawah terik matahari.
Itulah bagian budaya mencari nafkah pada musim Wampasi. Tetapi tidak hanya itu. Siang itu, aroma rumput laut tertimpa sengatan matahari itu akan terbawa angin Timur lembut itu akan menyapa setiap insan – Anak Laut – menghirup dalam – dalam ke relung jiwa. Dibawa pergi untuk dikenang sepanjang hidup. Wampasi adalah Kincir Kehidupan, datang dan pergi. Yang mungkin saja menyusut nilainya seiring waktu.