Secara geopolitik dan geostrategi, AUKUS lebih untuk pengamanan PT. Freeport di Papua, demikian Konstan Karma, Senior birokrat dan politisi Papua mengawali pemaparannya. Ia mengingat kembali apa yang pernah dipaprkan oleh Panglima TNI, Jenderal Riamizar Riyakudu pada tahun 2014 pada Kursus LEMHANAS kala itu, katanya, “AUKUS bergeser ke Australia dan Pasifik, bukan karena persoalan laut Cina Selatan. Laut Cina Selatan memiliki potensi sumberdaya mineral yang oleh Cina wajib dilindungi, sedangkan di Pasifik, kepentingan anggota AUKUS, akses bebas ke PNG maka tidak lain adalah Freeport menjadi sentrum bagi keamanan Freeport”.
Geopolitik dan Geostrategi AUKUS harus dipahami tidak kurang dari keseluruhan rencana untuk memanfaatkan kekerasan bersenjata, namun juga berhubungan dengan perekonomian, diplomasi, dan instrumen psikologis dari power untuk mendukung politik luar negeri Amerika, Inggris dan Australia dengan maksud terbuka, tersembunyi, maupun diam-diam. Kedekatan Inggris dengan PNG pada sejarah masa lalu, Amerika dengan Australia, maka menurut Konstrans Karma, “Menteri Investasi harus diingatkan terkait permintaan peningkatan saham PT Freeport di tahun 2050. Sebagai anak Papua yang dipercayakan negara menjadi menteri harus bijaksana dalam menyetujui 10 % kepemilikan saham Freeport yang dapat merugikan Indonesia, Papua dalam jangka waktu yang akan datang. Karena AUKUS selalu berkaitan dengan kekuatan militer dan cara memengaruhi orang lain dalam aspek strategi global mereka, PNG menjadi batu loncatan defensive kepentingan ekonomi mereka.