Halo teman-teman yang terkasih.. Baru saja kita merayakan HUT Kemerdekaan Indonesia kita yang tercinta. Pastinya banyak dari teman teman yang ikut serta berpartisipasi merayakan kemeriahan kemerdekaan Republik Indonesia. Nah.. Indonesia kita sudah merdeka.. Lalu apakah orang Muda Sudah Merdeka?
Negara sebesar dan seluas Indonesia, yang garis pantainya terpanjang di dunia, punya lebih dari 17 ribu pulau, ribuan suku, bahasa dan adat istiadat, tapi pernyataan kemerdekaannya hanya melalui teks yang panjangnya cuma 23 kata dengan 196 karakter. 78 tahun Indonesia merdeka, negara yang memberikan kebebasan warganya untuk beribadah dan berpendapat, tetapi Orang Mudanya masih ada aja ketakutan yang mengekspresikan imannya.
Loh,… memangnya, hal tepat yang seharusnya dilakukan oleh Orang Muda untuk mengisi kemerdekaan itu yang bagaimana?
Ya memang benar adanya masih sedikit sekali Orang Muda Katolik yang benar-benar sudah bertanggung jawab mengisi kemerdekaan ini dengan tepat. Teman-teman tahu gak bahwa ada 3 nama Pahlawan Nasional yang beragama katolik, yaitu: Karel Sadsuitubun, Slamet Riyadi, dan Yos sudarso. Nah kita kembali ke pembahasan awal, bagaimana sih orang muda katolik mengisi kemerdekaan ini?
Orang Muda diharapkan dapat tampil dan terlibat dalam dunia digital dan Pewartaan Iman. Pertanyaannya, sudahkah orang muda saat ini benar-benar menggunakan dan memanfaatkan media digital sebagai media pewartaan iman?
Bila kita menggunakan indikator jumlah akun media sosial, harus diakui sudah banyak akun-akun media sosial yang mendedikasikan diri untuk membuat konten-konten pewartaan iman, namun dari sekian banyak akun tersebut, berapa banyak yang merupakan akun pribadi?
Tidak ada yang salah bila pewartaan iman dilakukan melalui gerakan bersama (komunitas), namun setiap orang muda, sebagai pribadi, punya tanggung jawab iman untuk mengisi kemerdekaan. Tanggung jawab imannya yang seperti apa? Bahwa orang muda harus gagah berani menampilkan dirinya sebagai pewarta iman.
Orang muda tidak hanya wajib mewartakan dan mengekspresikan imannya, namun juga harus berani menampilkan dirinya. Tidak “bersembunyi” di akun anonim dengan segudang alasan, terlebih rasa takut dan khawatir. Menggunakan akun pribadi sebagai media pewartaan iman bukanlah sebuah tindak kejahatan dan memalukan, justru merupakan hal yang keren, baik, dan wajib.
Kemerdekaan yang kita nikmati saat ini bukan hasil pemberian cuma-cuma dari penjajah sehingga cara menikmati kemerdekaan tidaklah cukup hanya dengan sekedar beribadah, bekerja, dan belajar. 100% Katolik 100% Indonesia, berarti kita 100% bertanggung jawab melaksanakan tugas-tugas kita sebagai Orang Muda Katolik dan 100% bertanggung jawab melaksanakan tugas-tugas kita sebagai warga negara.
Orang muda tidak hanya harus total tegak lurus pada NKRI, tetapi juga totalitas dalam menjalankan kewajibannya sebagai umat Katolik, karena bila tidak, itu artinya Orang Muda tidak sungguh-sungguh mensyukuri kemerdekaan yang telah diberikan oleh Tuhan melalui pahlawan-pahlawan yang telah gugur.
Seperti yang Yesus katakan dalam Injil Markus 12:17, ”Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah”, pun Orang Muda wajib turut serta mengisi kemerdekaan ini dengan menjadi Pewarta Iman memanfaatkan media digital. Menjadi orang muda yang berani terlibat dan luar biasa untuk memberikan apa yang wajib diberikan untuk Allah dan untuk pemerintah. Menjadi pewarta iman melalui media digital adalah cara orang muda menunjukan cinta kasihnya kepada Allah. Memberikan apa yang menjadi hak Allah.
Namun, bila per hari ini, ternyata masih sedikit sekali Orang Muda yang melakukan pewartaan iman melalui akun media sosial pribadinya, yang disebabkan oleh rasa takut dan khawatir, maka patut dipertanyakan makna kata merdeka yang selama ini kita teriakkan.
Apa benar Orang Muda sungguh-sungguh sudah merdeka? Apa benar kita sudah mengisi kemerdekaan ini dengan bertanggung jawab?Di akhir tulisan ini saya mau berpesan kita (Orang Muda Katolik) dengan iman Kekatolikan kita, yakni satu gereja Katolik, Kudus dan Apostolik, harus mampu mempertanggung jawabkan iman kita demi keselamatan banyak orang. Tuhan memberkati
Vera Nainggolan