Pada kali ini, tim yang dikenal dengan julukan “Badai Pasifik” bangkit dengan adanya manajemen baru yang tidak lagi berdasarkan hubungan kekerabatan. Bahkan, pada masa lalu terdapat sedikit candaan yang ditujukan kepada klub PSBS Biak.
Hal ini dikarenakan, pada saat itu, nama PSBS Biak erat dikaitkan dengan istilah “Jarum,” yang merupakan singkatan dari dua marga yang bermain dalam tim, yaitu Jarangga dan Rumaropen. Selain itu, ada juga sebutan “Napi Bongkar” karena klub ini erat terhubung dengan gaya permainan yang keras dan kasar. Tidak mengherankan jika julukan “Napi Bongkar” masih terus mengaitkan skuad ini dengan asosiasi kekerasan.
Ada pula label lainnya yaitu “Jarum,” namun nama ini bukan merujuk pada perusahaan rokok, melainkan merupakan singkatan dari marga yang mendominasi dalam dunia sepak bola di Biak saat itu, yaitu Jarangga dan Rumaropen, yang berasal dari Kampung Ambroben. Oleh karena itu, klub ini disingkat sebagai klub “Jarum” atau “Jarangga – Rumaropen.”
Pada waktu tersebut, terdapat Elly Rumaropen, seorang penyerang dari PSBS Biak yang pernah memperkuat tim Perseman Manokwari. Ada juga Adolof Rumaropen, pemain sayap kanan dari PSBS Biak era 1980-an. Sementara itu, marga Yarangga dikenal pada masa Matheus Yarangga bersama dengan ponakannya, Chris Leo Yarangga, yang bermain untuk Persipura, dan John Jarangga.
Namun, dari sisi lain, mungkin ada kebenaran dalam pandangan tersebut. Dalam proses seleksi pemain, selalu ada marga-marga lain yang turut berpartisipasi, yang kemudian memberikan julukan “Jarum” pada tim PSBS. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa PSBS Biak tidak pernah berhasil meningkatkan peringkatnya dari tahun ke tahun dan tetap berkompetisi di Liga 2. Selama mengikuti musim kompetisi Liga 2, klub ini hanya menerima sponsor dari Bank Papua.
Bahkan, harapan untuk mendapatkan sponsor dari perusahaan tambang raksasa asal Amerika Serikat hanyalah sebatas impian. Kenyataannya, hanya tim Persipura Jayapura yang pernah mendapatkan sponsor dari perusahaan tambang tersebut. PT Bank Papua hanya memberikan sponsor sebesar Rp 1 miliar pada musim sebelumnya.
Saat ini, tim PSBS mengalami perubahan dari identitas klub “Jarum,” yang pernah dikenal dengan sebutan “Napi Bongkar,” menjadi tim dengan julukan “Badai Pasifik” di bawah kepemimpinan manajer Yan Permenas Mandenas.
Jack Komboy, salah satu legenda Persipura, menyatakan bahwa Mandenas berhasil membawa sponsor baru bagi klub yang kini dikenal sebagai “Badai Pasifik.”
“Ia (Mandenas) berhasil mendapatkan sponsor yang lebih besar daripada dana sponsor yang mereka terima saat ini. Jumlahnya cukup besar,” ujarnya.
Benar sekali, pada saat Mandenas baru beberapa bulan menjadi manajer Persipura, ia berhasil mendatangkan dana sebesar Rp2 miliar sebagai modal awal untuk Persipura. Saat ini, bersama tim Badai Pasifik, Ruben Sanadi beserta 28 pemainnya sedang menjalani latihan di Badung, Bali. Kompetisi baru akan dimulai pada tanggal 8 September 2023, dengan persiapan yang hanya berlangsung selama sebulan di bawah arahan pelatih Hendro Susilo.
Hendro Susilo, yang sebelumnya merupakan mantan pelatih Persiraja, percaya bahwa Ruben Sanadi, Nelson Alom, Anis Nabar, dan Malvin Rumere dari Liga Selandia Baru akan bergabung dengan semangat penuh untuk berkompetisi. Meskipun masih terlalu dini untuk menilai peluang untuk promosi ke Liga 1, Hendro Susilo mengatakan bahwa kualitas pemain dan semangat bermain dapat menjadi modal utama. Mari terus maju, Badai Pasifik. Momen era “Jarum” atau bahkan “Napi Bongkar” dapat ditinggalkan di belakang.
Fenansus Ngoranmele