Oleh: Fanny Jonathans

Ragam pengetahuan seseorang tentang manners/attitude/sopan-santun/ appreciate/penghargaan/empati berbeda-beda sesuai dengan karakter dan tingkat pendidikan juga pergaulan orang tersebut.

Ada orang yang ekstrovert, terbuka dan tak suka basa-basi, frontal. Ada juga orang yang introvert, suka mengamati, suka memuji, penuh basi-basi dan pandai bermain di balik kata-kata yang diucapkannya.

Keduanya dapat memberikan pengaruh yang berkaitan erat secara psikologis pada orang-orang yang menerima perlakuan dari dua sosok sifat ekstrovert dan introvert tersebut. Semuanya juga tergantung dari kedekatan secara personal

Kedekatan personal di sini maksudnya jika orang itu melihat temannya semakin gemuk, maka dia akan berkata spontan, “eh, elu gendut bener sih sekarang? Ketek lu bau banget, gak mandi ya? Elu selingkuh sama si anu ya? Kasihan tu anak sama bini lu udah kurus kering keleleran di mana-mana, elu ngaku beragama tapi gak pernah sembahyang doyan ngomongin orang, sok pinter lu, sok kaya lu tapinya pelit, dan lain lain…”

Ketika bertemu dengan orang yang introvert tapi penuh empati serta memiliki manners dan attitude yang mumpuni, maka dia tak akan mengomentari apapun tentang Anda. Dia hanya akan memuji Anda sambil berkata dengan mata yang berbinar indah, “hari ini kamu cantik sekali, terlihat segar, karya-karyamu bagus, lukisanmu indah dan sedap dipandang mata, kamu wangi sekali, aku suka melihat penampilanmu, terima kasih kau sudah membalas WA-ku, terima kasih sudah membantuku ketika aku dilanda kesusahan, dll…dll.”

Barangkali pujian yang diberikan si introvert penuh pujian dan basa-basi. Padahal keadaan yang sesungguhnya di luar dari ekspektasi yang tampak. Namun secara umum pergaulan seperti itulah yang akan selalu membuat orang lain bahagia dan terhibur. Ketika dia bertemu dengan orang tersebut maka dia akan betah dan nyaman berada di dekatnya.

Namun apabila dia bertemu dengan si ekstrovert yang nyinyir dan sok pinter itu, dengan segala cara dia akan menghindar dan menjauh sambil berkata pada dirinya sendiri, “amit-amit, jangan sampe gue ketemu sama itu mahluk jadi-jadian lagi…!”

Maka ketika Anda memilih untuk menjadi seseorang yang ekstrovert, apa adanya, sering berbicara frontal dan to the point, janganlah Anda tersinggung apabila si lawan bicara bersikap sama sambil berkata, “elu aja gendut, mulut lu kalok ngomong bau, ketek lu juga bau, elu juga pelit, perhitungan, kadang otak lu bolot, suka ngomong ga nyambung, sotoy, dan lain lain.”

Nah sekarang, mau pilih yamg mana? Anda hendak jadi sosok ekstrovert, terbuka dan ceplas-ceplos, atau introvert dan penuh pujian serta empati pada orang lain? The choice is yours beib…😊😊🥰🥰🥰🙏

*mari merangkai kata sebelum kata itu mati di benakmu 😊🥰🙏