Gunawan Trihantoro
(Sekretaris FKEAI Jawa Tengah)

Di senyap waktu yang mengajarkan hening,
datanglah Stoik dengan suara tenang,
“Terima yang tak terkendali,” bisiknya,
dengan mata penuh pemahaman sejati.

Di balik luka-luka angin,
emosi yang tak terbendung,
ada ajakan untuk berpikir tenang,
menimbang tanpa api membara.

Menjaga Diri dari Topan
ketika dunia mengguncang,
maka hati menjadi pelabuhan,
tempat menemukan arus damai.
Dalam badai, jiwa memilih,
tidak terseret dalam amarah,
tidak terjatuh dalam kesedihan yang kelam.

Menguasai Keinginan dan Rasa Takut
Stoik mengajarkan,
keinginan yang tak terkendali
adalah ilusi dari pikiran yang gelisah,
dan rasa takut,
hanya bayangan kabur dari masa depan,
yang kerap membuat hati gemetar.

Di tengah derap langkah dunia,
manusia mengejar,
ambisi yang mengaburkan pandangan,
namun Stoik berkata,
“Temukan tenang di dalam dirimu,”
bukan di luar sana,
bukan dalam pujian,
atau harta yang bersinar gemilang.

Hidup Sebagai Pengamat Bijak
Ada seni untuk melepaskan,
menerima kenyataan dengan lembut,
bahwa tak semua rencana terwujud,
bahwa tak semua mimpi melambung.
Namun, di sana ada kebebasan,
membebaskan diri dari harapan semu,
membuka ruang bagi kebahagiaan yang sederhana.

________
Catatan: Filosofi Stoik mengajarkan penerimaan terhadap hal-hal di luar kendali dan penguasaan emosi pribadi sebagai jalan menuju kedamaian batin.

Rumah Kayu, 2 November 2024