Oleh: Paulus Laratmase
–
Pada bagian pertama tulisan saya berjudul “Komunikasi” sejatinya ingin menggambarkan sebuah subtansi hubungan relasional manusia bagaimana sebuah pesan dapat diartikulasi melalui bahasa yang memiliki makna tertentu yang disampaikan oleh seorang communicator terhadap communicant dan sebaliknya.
Pada bagian kedua tulisan ini, ingin memaknai bagaimana komunikasi itu dibangun didasarkan pada apa yang disebut “Trust”.
Trust adalah sebuah kata dalam bahasa Inggris yang artinya percaya atau kepercayaan. Kata dasar percaya atau kepercayaan dapat diasosiasikan pada sebuah makna theologis misalnya Allah yang Akbar tidak dilihat secara khasat mata. Namun diyakini bahwa Allah benar-benar ada.
Trust dapat diasosiasikan sebagai sebuah kata imperative bermakna positif. Misalnya, ketika seseorang diberikan tugas tertentu, diyakini bahwa pekerjaan itu akan diselesaikan secara paripurna.
Trus adalah mengakui akan kejujuran dan kemampuan seseorang benar-benar dapat memenuhi harapan.
Ia menjadi alat ukur ketika seseorang diberikan tanggunjgjawab terhadapat tugas yang diberikan. Tugas itu merupakan tools bagi indikator sejauhmana berbagai komunikasi entah itu lisan dan tulisan sebagai aturan formal atau pun non formal, tanggunjawab yang diberikan seseorang dapat diyakini atau terdapat sebuah kepastian atau keyakinan bahwa pekerjaan atau tugas itu dapat diselesaikan dengan penuh rasa tanggunjawab.
Trust sebuah kata sifat (kepercayaan) yang menggambarkan integritas diri seseorang dalam berkomunikasi, sejauhmana sommunicator dan communicant berkomitmen pada sebuah subtansi yang bermanfaat bagi diri sendiri dan terlebih bermanfaat untuk banyak orang.
Adalah “Trust” sebuah pengakuan bahwa Allah yang tidak dapat dilihat dengan mata kepala sendiri, namun kebenaran itu tidak bisa dipungkiri bahwa Allah benar-benar ada maka “Trust” sebuah kejujuran komunikasi penuh makna, harapan sebuah realitas Blok Masela bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat Indonesia adalah sebuah keyakinan semua orang yang memiliki tanggunjawab moril terhadap seluruh proses bagaimana menggapai kesejahteraan itu karena “Trust”.