Oleh: I Ketut Surajaya
***
Wahai anak negeri
Pernahkah memikirkan
Mereka yang terpinggirkan
Karena angin tak toleran
Berhembus dari Barat
Serasa parlementarian
Wahai angin Barat
Derumu telah dilaksanakan
Bertiup Angin buritan
yang dipaksakan
Pada Dasa warsa kemerdekaan
Silat lidah adu kekuatan
Saling menjatuhkan
Antar partai berebutan
Beradu kekuatan
Mengendalikan kekuasaan
Pengaruh angin Barat
Terpaksa dihentikan
Melalui dekrit militan
Kini anak negeri di buritan
Mencium residu angin Barat
Meneriakkan angin berkuasa
Sebagai lawan angin oposisi
Dalam hitungan angka kursi
Sebagai dalih demokrasi
Angin oposisi angin berkuasa
Dalam perahu parlementer
Partai koalisi partai oposisi
Pada ceruk demokrasi
Apakah ini angin presidensil?
Apakah serasi
bagi payung anak negeri?
Wahai anak negeri
Dalam angin presidensil
Tak layak didengungkan
Jargon partai berkuasa
Pun jargon partai oposisi
Ini angin barat parlementer
Bikin demokrasi masuk angin
Semua partai mewakili rakyat
Dalam siluman birokrasi
Terlebih di parlemen
Manakala ada voting
Karena tak ada kesepakatan
Votinglah yang elegan
Bukan demi partai dan golongan
Tapi demi keadilan anak negeri
Yang sama tinggi berdiri
Sama tunduk merunduk
Perjuangkan harkat rakyat
Kesejahtraan dan martabat
Anak negeri yang berdaulat
Pura Tri Buana Agung, 17 Maret 2024