Pemilu legislatif 2004 bukan hanya menampilkan hingar bingar politik baik di tingkat lokal maupun nasional, tetapi jg mempertontonkan berbagai persaingan dan pertarungan, baik sehat maupun yg tidak sehat. Salah satu tokoh muda yg turut masuk dalam arena pertarungan politik tersebut adalah Berthy Barnabas Rahawarin, alumnus STF Seminari Pineleng Manado. Berthy berasal dari Dullah Laut Kepulauan Kei Maluku Tenggara,tetapi memiliki ikatan emosional yg kuat dgn tanah Papua. Ibunya Petronela Rahawarin lahir di Baboo Teluk Bintuni dari ayah Pontianus Rahawarin dan ibu Felomena Dumatubun. Sang kakek Pontianus Rahawarin meninggal di Mindiptana Merauke,sedangkan sang oma Felomena Dumatubun meninggal di Baboo Teluk Bintuni.

Pada Pemilu legislatif tahun  2004 itu Berthy bergabung dengan  Partai Indonesia Baru (PIB) yg didirikan oleh ekonom dan politisi senior DR Sjahrir. Berthy menjadi salah satu Wakil Sekjen merangkap Koordinator Wilayah Indonesia Timur. Turut berada bersama Berthy dalam lingkaran elit partai ini,antara lain: Basuki Tjahaya Purnama, Rocky Gerung, Ignas Irianto, dan lain-lain. Berthy menjadi salah seorang yang  sangat dipercaya DR Sjahrir dalam mengendalikan partai ini.

Mengenai kiprah PIB di Pilkada Gubernur Papua pasca 2004, Berthy mengisahkan pengalamannya:

“Setelah Pemilu 2004, Pengurus PIB Papua, Pendeta Rumsarwir sebagai Ketua dan Daniel gerden Sekjen, menghadap Dr. Syariri untuk minta SK Kepengurusan Partai PIB demi memenuhi syarat koalisi  pendukung Cagub Papua Barnabas Suebu, SH. Setelah tiga kali ke Kantor PIB  di Jalan Tjik Di Tiro, dengan belum ada hasil, Daniel Gerden meminta keberanian saya untuk menandatangani SK Kepengurusan Partai PIB itu, dengan mempertimbangkan  beberapa hal, terutama untuk kepentingan Pilkada papua 2005 itu dan bahwa saya sendiri masih sebagai ketua ex-Officio dan Korwil partai PIB, saya menandatangani SK tersebut. Di kemudian hari, saya baru paham, bahwa “tanda tangan” SK  itu, bisa mendatangkan mahar bagi partai. Sementara saya menihilkan: Sayarat mendukung adalah Tanpa Sayarat“.

Sebagai Koordinator Wilayah Indonesia Timur Berthy banyak melakukan kunjungan dan konsolidasi di Maluku Utara, Maluku dan Papua. Dia membangun komunikasi yang sangat baik dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat. Bahkan pernah Berthy yang fasih bahasa Inggris itu berbincang bincang dalam bahasa inggris dengan Manager Badan PBB UNDP yang  berasal dari Amerika, di Tobelo Maluku Utara, menjelaskan tugas nasional yang sedang dijalaninya saat itu.

Pemilu legislatif 2004 memang sudah lama berlalu, dan Partai Indonesia Baru tidak lolos di Parlemen. Tetapi setidak-tidaknya Berthy punya pengalaman mengendalikan suatu partai politik di tingkat nasional, bersama orang-orang hebat pula: Basuki Tjahaya Purnama, Rocky Gerung, Ignas Irianto dan lain-lain. Di bidang politik Berthy sudah memiliki segalanya, yang belum hanya keberuntungan.

Sebenarnya ada banyak tawaran yang menggiurkan yang bisa diterima Berthy untuk menjadi hebat dan sukses. Tetapi antara pilihan tawaran “Jalan Nicolo Machiaveli” yang menghalalkan segala cara untuk sukses, dan “Jalan Salib” untuk sukses lewat perjuangan dan penderitaan yang panjang, Berthy memilih “Jalan Salib”.

 

Fery Bataona