Oleh: I Ketut Surajaya
–
Sore gelap pertanda hujan
Tes, tes, tes byuuuur deras
Bagai tumpah dari langit
Tak ada menghalangi
Magrib berangsur terang
Awan putih malu-malu beringsut
Memberikan celah bagi bulan
Bersinar buram
Kutatap langit
sembari menghitung bintang
Samar samar pikiran melayang
Membayangkan kenyataan
Tetatangga kesulitan
bayar tombokan zone sekolah
yang dijual belikan
Pada hal sekolah gratis
Orang tua murid meringis
Dan aku hanya bisa menangis
Bulan tampak bersinar buram
Samar-samar para maklar publikasi
Menjajakan jasa berimbal dollar
Menggoreng artikel agar ilmiah
Syarat jadi profesor,
Pada hal tak pernah jadi dosen
Terbayang anak-anak balita
Menanggung siksa
Pada hal di rumah penitipan
Bertarif mahal
Terbayang mahasiswa gelisah
Pada hal cerdas
Tapi kalah judi online
Wahai bulan
Kapan sinarmu kembali benderang
Menyinari berbagai pemalsuan
Izasah, sertifikat, nilai rapor
anak-anak sekolah?
Kapan berakhir
Pagar makan tanaman
kembang yang sedang mekar?
Pada hal harus dijaga
Ternyata awan oknum
Penyebar kegelapan beranak pinak
Sumber sinar tercabik-cabik
Marwah pendidikan
Dikencingi tikus got
Marwah profesor dosen guru
Diracuni kepalsuan
Wahai bulan dan bintang-bintang
Jangan malu-malu bersinar
Menerobos kabut hitam tebal
Para begundal pembawa sial
Korbankan anak negeri tawakal
Cilandak, 3 Agustus 2024