Konferensi Gereja Gereja se-Tanah Papua, di Manokwari 14 Juli 2023, mengangkat topik menarik tentang peran gereja sebagai kekuatan utama spiritual dan moril masyarakat papua menghadapi berbagai pergulatan permasalahannya saat ini, maupun dalam menghadapi tantangan global abad 21.
Gambaran umum problematika masyarakat papua dan bagaimana gereja memainkan peran sentral di dalamnya, ditampilkan dgn bagus oleh Laus Deo Calvin Rumayom, Founder dan Ketua Analysis Papua Strategys Center for Development and Global Studies.
Pemaparan materi diawali dengan suatu pertanyaan menarik yang menggugah refleksi nurani; “Mengapa Otto dan Geissler mendoakan tanah Papua (5/2/1855)?” Suatu hal yang bisa dipastikan dari doa kedua tokoh ini adalah agar tanah papua yang kaya raya dan indah ini, tetap dilindungi oleh Tuhan sehingga di masa mendatang tidak menjadi rusak dan hancur akibat keserakahan manusia. Pada masa itu keberadaan emas di tanah papua sudah menjadi incaran negara negara asing, hingga akhirnya Amerika melalui PT Freeport berhasil mengeksplorasi kekayaan alam luar biasa tersebut.
Hal lain yang menarik dari persoalan yang diangkat tersebut adalah pemetaan konflik. Laos Deo Calvin Rumayom membedakan konflik atas tiga kategori: politik, ekonomi, dan sosial budaya. Artinya keberadaan kelompok kelompok sipil bersenjata bukanlah aspek khusus dan tersendiri, melainkan dianggap sebagai akses dari persoalan persoalan politik dan ekonomi. Dengan tepat pula ditunjukkan bahwa kemiskinan sebagai persoalan serius pembangunan ekonomi di papua, telah merambat pada hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat papua. Kemiskinan yang dimaksud, sudah masuk kategori kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, kemiskinan struktural dan kemiskinan kultural.
Secara lebih konkret skema diagram yang diperlihatkan, menggambarkan kemiskinan dengan sejumlah indikator real: Pengetahuan rendah, produksi rendah (kinerja rendah, kesehatan rendah, gizi rendah, papan, prasarana, sarana dasar rendah, konsumsi rendah) daya beli, pendidikan dan informasi rendah (pendapatan rendah, tabungan rendah, modal kecil, produksi rendah).
Terkait Sumber Daya Alam yang kaya, Laus Deo Calvin mengingatkan tentang “Kutukan Sumber Daya Alam” sebagai suatu paradoks yang dikenal dalam ilmu ekonomi dimana negara-negara yang memiliki kekayaan Sumber Daya Alam ternyata justru memiliki tingkat kesejahteraan masyarakat yang buruk, serta pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dibandingkan negara negara lainnya.
Forum ini juga mengingatkan masyarakat tentang sejumlah kecenderungan yang akan mengubah wajah dunia, antara lain: kelangkaan minyak bumi, tata ekonomi baru, rebutan pekerja berkualitas, ancaman iklim, globalisasi, terorisme, senjata kimia biologis dan lain sebagainya.
Secara khusus disoroti pula keberadaan Blok Wabu sebagai tantangan dan peluang orang papua. Blok Wabu adalah wilayah operasi pertambangan emas di Kabupaten Intan Jaya yang menyimpan sekitar 8,1 juta ons emas dan menjadi salah satu dari empat pertambangan emas terbesar di Indonesia. Sejak September 2020 PT Aneka Tambang mulai beroperasi di Blok Wabu.
Dalam kompleksitas persoalan yang dihadapi saat ini, masyarakat papua selaku warga gereja harus secara bersama-sama mengarahkan diri pada penemuan jati diri sebagai Gereja yang ada dan sedang berada di tengah tantangan riil yang dihadapi.
Sejumlah point penting diingatkan dalam forum ini, antara lain: masalah-masalah yang baru membutuhkan “cara” penyelesaian yang baru. Masalah-masalah yang belum diselesaikan dengan “cara lama” juga membutuhkan penyelesaian dengan “cara” baru. Allah merubah gereja yang ternoda dan retak di masa lalu. Dan waspadalah terhadap pemerintah yang menyimpang.
Ferry L Bataona/ Team Redaksi