Doa Rosario adalah kekuatan saya. Saya sangat mencintai Doa Rosario, mengapa? Karena Bunda Maria ingin memberikan cara sederhana kepada mereka yang mungkin tidak tahu bagaimana berdoa, sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Tak terhitung banyaknya penampakan Bunda Maria yang memanggil keluarga-keluarga untuk berdoa Rosario sebagai senjata untuk mengalahkan kejahatan, menciptakan perdamaian di dunia, dan melawan kelemahan. Kita harus berdoa dan berpuasa dengan iman yang hidup dan keyakinan yang teguh, dan tidak ada cara yang lebih baik untuk melakukannya selain dengan berdoa Rosario Kudus, menghadiri Misa, menyambut Ekaristi Suci, mengakui dosa, dan membaca Kitab Suci. Doa Rosario adalah seperti rantai panjang yang menghubungkan langit dan bumi. Kita memegang salah satu ujungnya, sementara ujung lainnya dipegang oleh Maria. Keindahan Rosario terletak pada ajakannya untuk merenungkan misteri-misteri suci.
Ketika kita berdoa Rosario, kita merenungkan peristiwa-peristiwa penting ini, membiarkannya meresap ke dalam hati dan pikiran kita. Melalui meditasi, kita berusaha untuk memahami makna dan implikasi yang lebih dalam dari kehidupan Kristus untuk pertumbuhan rohani kita sendiri. Rosario menjadi sarana untuk refleksi pribadi, membantu memperkuat hubungan kita yang lebih mendalam dengan Yesus.
Dalam pengalaman saya, Bunda Maria memainkan peran penting dalam doa-doa saya, terutama saat menghadapi ujian nasional. Saya menjalankan kebiasaan ini selama sembilan hari berturut-turut, dan ibu saya selalu membangunkan saya pada waktu tengah malam. Sejak kecil, ibu saya mengajarkan saya untuk memiliki hubungan yang dekat dengan Bunda Maria. Setiap pagi, beliau bangun saat subuh dan berdoa Rosario di sudut kamarnya. Meskipun awalnya saya beberapa kali diajak oleh ibu saya untuk berdoa Rosario bersama, saya sering kali menolaknya. Ada juga devosi Maria yang melibatkan doa novena di malam hari. Saya sebenarnya tidak tahu apakah hasil yang baik dalam ujian saya dapat dikaitkan dengan permohonan saya kepada Bunda Maria. Namun, saya bersyukur karena nilai-nilai yang saya peroleh tidak begitu buruk. Pertanyaannya adalah, apakah ini mungkin merupakan anugerah dari Bunda Maria?
Meskipun dulu doa saya kepada Maria adalah demi kepentingan diri saya, rasa dekat saya dengan Bunda Maria terus tumbuh hingga saat ini. Kini, sosok Bunda Maria bukan lagi menjadi sosok perantara segala permohonan tetapi menjadi pribadi kepada siapa saya bisa merasa nyaman dan terbuka.
Doa selalu merupakan relasi personal dengan Allah. Mungkin lewat orang yang telah mengenal Allah jauh lebih lama, kita terbantu untuk mengenal siapakah Allah. Maria bisa membantu usaha pengenalan akan Allah itu.
Teman-teman terkasih. Marilah bertanya, sejauh mana kita orang muda katolik melibatkan Maria dalam hidup rohani kita? Bagaimana Maria membantu kita untuk mengenal Allah?
Vera Nainggolan,
OMK Keuskupan Sibolga