Oleh: Admin

Kita punya seorang imam Katolik yang istimewa, Romo Franz Magnis Suseno.

Meski dikenal sebagai seorang akademisi yang cerdas, keistimewaan Romo Franz jauh lebih dari sekadar kepintarannya. Dia adalah contoh paling kongkrit dari kesederhanaan, kejujuran, dan komitmen yang tinggi untuk memperjuangkan kebaikan bersama.

Dalam hidupnya yang sederhana, Romo tidak pernah tergoda oleh uang atau penghargaan duniawi lainnya. Meskipun banyak tokoh dan lembaga yang menawarkan kepadanya imbalan berlimpah, dia tetap setia pada prinsipnya.

Suatu ketika, Bakrie Award bahkan menawarkan penghargaan Nobel kepadanya, namun Romo Franz menolak dengan tegas. Keputusannya itu didasari oleh rasa solidaritasnya dengan masyarakat Porong Sidoharjo yang sedang menderita akibat proyek milik keluarga Bakrie.

Baginya, kebenaran dan keadilan lebih berharga daripada segala kekayaan dan penghargaan dunia.

Romo Franz tidak pernah takut untuk berbicara dengan jujur, bahkan ketika berhadapan dengan penguasa sekalipun.

Dia tidak pernah takut untuk mengatakan yang benar adalah benar, dan yang salah tetaplah salah.

Sikapnya yang teguh ini membuatnya dihormati oleh banyak orang, tetapi juga membuatnya menjadi target kritik dan kontroversi.

Salah satu bukti nyata dari pengabdian Romo Franz kepada kebenaran adalah ketika dia dipanggil sebagai saksi ahli dalam sidang sengketa pilpres.

Meskipun hal itu bisa membawa risiko dan tekanan yang besar, dia tidak ragu untuk menyampaikan pandangannya dengan jujur dan objektif.

Baginya, kebenaran adalah prioritas utama.

Romo Franz Magnis Suseno telah menjadi sosok yang menginspirasi banyak orang dengan integritasnya, kejujurannya, dan komitmen yang kuat untuk memperjuangkan kebaikan dan keadilan.

Meskipun ia telah menolak godaan dunia, namun ia kaya akan nilai-nilai moral dan spiritual yang membawa cahaya bagi banyak orang di sekitarnya.

 

Admin