Oleh: Yudi Latif
–
Pulanglah kawan, pulang
Kita hanyalah anak anak sang waktu
Yang mengalir dari titik ke titik
Persinggahan sementara
***
Trisno S Sutanto, atau yang biasa dipanggil Trisno, di FB dikenal dengan Yohannes Silentio, aktivis keberagaman meninggal dunia Sabtu malam. Bangsa ini kehilangan seorang pejuang pluralis dan kebangsaan. Sepanjang hayatnya Trisno berjuang untuk isu keberagaman, dialog antar iman dan kebangsaan. Beberapa Lembaga dialog antar iman ikut didirikannya, anatara lain ICRP dan Madia, Masyarakat dialog antar iman.
Bukunya Politik Kebhinekaan, Esai esai terpilih yang diterbitkan tahun 2020, tebal 401 halaman, rekaman perjalanan aktivis dan intelektual Trisno selama tiga puluh tahun terakhir. Membaca buku itu memperlihatkan betapa besar perhatian Trisno pada bangsa ini terutama menyangkut isu kebangsaan, kemajemukan, pluralisme, masyarakat yang termarginalkan dan mengalami diskriminasi di negara ini.
Untuk mengenang Trisno kami mengundang kawan kawan untuk menulis Tentang Trisno. Silahkan tulis apa saja tentang Trisno, baik itu pengalaman yang menarik dan unik selama bergaul dengan Trisno, atau menyangkut isu isu yang menjadi perhatian Trisno: Pluralisme, Diskriminasi, dialog antar iman, kebangsaan dan demokrasi.
Panjang tulisan minimal 2-15 halaman. Batas akhir naskah kami tunggu tanggal 20 April 2024. Batas akhir naskah masuk akan kami percepat jika tulisan yang masuk sudah dianggap cukup oleh editor. Tulisan tulisan kawan kawan akan kami bukukan sebagai bentuk penghargaan dan terima kasih kepada Trisno S Sutanto. Buku ini akan diterbitkan oleh Satupena dan Esoterika.
Silahkan naskah dikirim kepada kami, Elza Peldi Taher, 081314146340 atau email Elzataher@yahoo.com.
Penulisan buku ini mendapat dukungan dari isteri Trisno, mbak Evelyn Suleeman, yang akan memberikan kata pengantar mewakili keluarga.
Dengan senang hati kami menunggu tulisannya
Salam
Elza Peldi Taher
081314146340