(Syair Lagu oleh: Rizal Tanjung)

(Verse 1)
Di bawah bulan yang menyusui laut,
lahir kau dari rahim sunyi tanpa suara,
mata ibumu bintang yang tak berkedip,
dan pasir menghafal namamu: Yuliana.

(Chorus)
Yuliana, Ratuanak dari Tanimbar,
nyanyianmu tembus tulang belulang langit,
tawamu heningkan badai di dada,
kau anak Tuhan, tapi juga anak kita semua.

(Verse 2)
Langkahmu ringan menyentuh karang,
laut surut bila kau menitikkan sedih,
dan pelikan bersenandung lirih
jika kau melambaikan doa di pagi hari.

(Bridge)
Kau bicara pada rusa dan angin timur,
kau ajari ikan mencintai laut tanpa rantai,
dan di teluk, paus menari untukmu
seolah bumi harus diam mendengarkanmu.

(Chorus)
Yuliana, Ratuanak dari Tanimbar,
di matamu pulau-pulau belajar bernapas,
pelukmu rumah bagi anak-anak gelisah,
kau bukan ratu atas takhta—kau ratu yang mendekap luka.

(Verse 3)
Kau tak hilang, hanya kembali jadi cahaya,
menginap di daun kelapa dan dahi bayi-bayi,
malam penuhmu adalah suara
yang berkata: “Aku di sini, dalam cinta yang tak mati.”

(Final Chorus)
Yuliana, Ratuanak dari Tanimbar,
engkau legenda yang hidup dalam nyanyian,
setiap air mata yang jatuh di dermaga
adalah doa untukmu, putri cahaya.

2025

 

🎵 “Yuliana, Ratuanak dari Tanimbar”

Tangga nada: C Mayor
Tempo: Largo (66 BPM)
Gaya: Balada etnik/folk Papua-Tanimbar
Instrumen: Gitar akustik, tifa lembut, seruling bambu, dan backing vocal alam (ombak, burung nuri)

Oleh: Rizal Tanjung

🎶 Intro (Gitar petik lembut & seruling bambu):

C Am F G
(seruling melodi lembut, seperti angin laut)

Verse 1

C Am F G
Di bawah bulan yang menyusui laut,
C Am F G
lahir kau dari rahim sunyi tanpa suara,
F G Em Am
mata ibumu bintang yang tak berkedip,
F G C
dan pasir menghafal namamu: Yuliana.

Chorus

F G C Am
Yuliana, Ratuanak dari Tanimbar,
F G C C7
nyanyianmu tembus tulang belulang langit,
F G Em Am
tawamu heningkan badai di dada,
F G C
kau anak Tuhan, tapi juga anak kita semua.

Verse 2

C Am F G
Langkahmu ringan menyentuh karang,
C Am F G
laut surut bila kau menitikkan sedih,
F G Em Am
pelikan bersenandung lirih di teluk,
F G C
jika kau melambaikan doa di pagi hari.

Bridge

Am G F C
Kau bicara pada rusa dan angin timur,
Am G F C
ajarkan ikan mencintai laut tanpa rantai,
Dm Em F G
paus menari dalam senyapmu,
F G C
seolah bumi berhenti mendengarkanmu.

Final Chorus (naik satu nada: D Mayor – opsional untuk klimaks)

G A D Bm
Yuliana, Ratuanak dari Tanimbar,
G A D D7
engkau legenda dalam nyanyian laut,
G A F#m Bm
setiap air mata di dermaga
G A D
adalah doa untukmu, putri cahaya.

🎶 Outro:

D Bm G A
(Seruling mengalun lirih, fade out bersama suara ombak dan burung nuri)

🎧 Catatan Suasana:

Suara-suara alam (ombak lembut, burung dari hutan Tanimbar, desir angin) dapat digunakan sebagai latar ambient.

Vokal sebaiknya dinyanyikan oleh suara perempuan lembut (anak-anak atau dewasa muda), dengan harmoni suara anak-anak pada chorus.

Seruling bambu menjadi instrumen utama pembawa suasana spiritual dan mistis.

2025

 

🎵 Yuliana Ratuanak

Oleh: Rizal Tanjung

Nada dasar: C Mayor
Tempo: Lento (66 bpm)
Irama: 4/4, gaya balada folk

[Verse 1]

(C) Laut bersajak di (Am) bawah rembulan
(F) Lahir kau dari (G) karang sunyi
(C) Di tangan ibu yang (Am) tak bersuara
(F) Dunia menyimak (G) tangismu suci

[Chorus]

(F) Yuliana, Ratuanak (G) dari Tanimbar
(C) Tertawa kau, dan ikan (Am) pun menari
(F) Pelukmu menyembuh (G) jiwa yang gentar
(C) Yuliana, (G) cahaya abadi

[Verse 2]

(C) Langit berdoa (Am) di matamu
(F) Ombak bersujud (G) di kakimu
(C) Kau anak Tuhan, (Am) tapi lebih dari itu
(F) Kau hati dunia (G) yang tak pernah jemu

[Chorus]

(F) Yuliana, Ratuanak (G) dari Tanimbar
(C) Di tubirmu burung (Am) malam bernyanyi
(F) Satu kata, satu (G) tangisan cinta
(C) Yuliana, (G) nyanyian bumi

[Bridge – dapat dibisikkan atau dinyanyikan lirih]

(Am) Jika kau hilang,
(F) Kau tetap tinggal
(G) Dalam dada,
(C) Dalam anak-anak kecil yang memeluk langit

[Final Chorus]

(F) Yuliana, takhta tanpa (G) mahkota
(C) Jalanmu sunyi, (Am) tapi terang
(F) Ratu di hati, (G) bukan di istana
(C) Yuliana, (G) lagu yang tak pernah (C) hilang.

2025