Perayaan syukur pancawindu itu berlangsung meriah (16/7/2023) di Desa Olilit Raya, bersama keluarga Nifmase-Ibyaru-Fanumbi, dihadiri para imam, biarawan biarawati, umat Ratu Rosari Suci Olilit Timur, dan para pejabat KKT. Spiritualitas Hati Kudus Yesus yg menjiwai hidup dan karya Pastor Anton selama 40 Tahun sbg biarawan MSC, sangat terasa maknanya pada tema perayaan syukur ini:

“Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskanNya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkanNya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang” (Mat 12:20).

40 tahun silam (16/7/1983) di Novisiat MSC Karanganyar Jawa Tengah, anak muda Tanimbar Frater Antonius Fanumbi bersama 12 temannya mengkikrarkan Kaul Pertama hidup membiara. Anton kemudian melanjutkan studi ke Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng dan menjalani hidup kebiaraannya di Scolastikat MSC Pineleng. Setelah 2 tahun studi Theologia di tingkat Mayor I, menjalani masa Tahun Orientasi Pastoral, Anton ditahbiskan menjadi Diakon pada tahun 1987. Bersama teman temannya Anton kemudian mengikrarkan pembaharuan Kaul Sementara 3 tahun, kemudian melanjutkan studi untuk  Mayor II Theologi. Pada 15 Januari 1987 bersama sejumlah rekannya Frater Anton mengikrarkan Kaul Kekal di Scolastikat MSC Pineleng. Pada tanggal  8 Januari 1989 Frater Anton ditahbiskan sebagai imam di Olilit Timur.

Setelah tahbisan Pastor Anton ditugaskan ke Merauke Papua Selatan (Provinsi Papua Selatan baru saja dimekarkan dari provinsi induk yaitu Provinsi Papua sejak November 2022 lalu) dan berkarya di perbatasan RI – PNG, tepatnya di wilayah suku Muyu 1989-1997, pindah ke wilayah suku Mandobo 1998 – 2000. Dari Papua Pastor Anton pindah ke Tanimbar, melayani Paroki Alusi 2000 – 2003, pindah lagi ke Saumlaki membantu di paroki Hati Kudus Olilit Baru sampai pertengahan 2005.

Pastor Anton kemudian kembali lagi ke Merauke dan bertugas di kota Merauke di dua paroki yg berdekatan, untuk melayani umat berbagai suku di kota. Setelah berkarya 28 tahun sebagai imam MSC di beberapa paroki pedalaman dan kota di Papua, sambil menghayati hidup sebagai imam MSC, akhirnya karena faktor kesehatan, Pastor Anton memutuskan untuk beristirahat sebagai Pastor Paroki di Merauke, dan kembali ke Biara MSC Ureyana Saumlaki, sambil membantu pelayanan misa di Paroki Arui dan Alusi.

Sebuah lagu yang dipopulerkan oleh group band legendaris Black Sweet berjudul, “Oh Tanempar Ning Nuse Ko…” demikian di masa senja, kenangan Oh Tanempar Ning Nuse Ko… (Oh …Tanimbar Tanah Kelahiranku) memanggilnya pulang melayani umat Allah di usia senjanya.

40 tahun perjalanan hidup sebagai  Biarawan MSC, bukan tanpa hambatan dan tantangan. Pastor Anton menyebutkan beberapa hambatan itu  antara lain; masalah kesehatan yang sering terganggu, medan Papua yang menantang, dan kharakter orang orang Papua yang khas.

“Saya harus sabar berjuang mengatasi kondisi yang  ada di depan mata”. Menurut Pastor Anton, berbagai hambatan itu mampu diatasi berkat rahmat dan kesetiaan Tuhan yang selalu mendampinginya dengan semangat Hati Kudus Yesus, yang mengasihi siapapun yang pastor Anton layani, sehingga Pastor Anton akhirnya bisa mengakhiri tugasnya di Merauke dengan baik dan dapat kembali ke Tanimbar untuk merayakan 40 tahun hidup membiara dengan meriah.

“Ametur ubique terrarum Cor Iesu Sacratissimum in aeternum” (Semoga Dikasihilah di Seluruh Bumi Hati Terkudus  Yesus, Sampai Selama-Lamanya)

 

Fery Lasan Bataona/ Paulus Laratmase