Era Nurza

Bumi bergetar bukan karena marah
tapi letih menanggung jejak yang tak ramah
Langit mengeluh lewat hujan
daun-daun gugur bukan karena musim
melainkan perpisahan yang terlalu dini

Di hutan sunyi
gema kapak mengalahkan nyanyian burung
akar dicabut dari tanah ibunya
sementara manusia sibuk
membangun mimpi dari abu

Pantai menangis di pelukan plastik
lautan memuntahkan isi perutnya sendiri
Ikan tak lagi berenang
mereka tenggelam dalam diam

Angin bertanya kepada awan
“Di mana manusia yang dulu bersajak tentang cinta?”
Awan menjawab
“Mereka sibuk berswafoto di bawah langit retak.”

Ada kota yang menjelma labirin
tapi tak satu pun lorong menuju hati
Ada rumah yang tinggi menjulang
tapi tak satu pun jendela menghadap nurani

Bumi bertanya
“Manusia di mana?”

Sunyi menjawab
“Mereka ada, tapi lupa pulang ke dirinya sendiri.”

 

Jakarta, Juli 2025