Hai teman-teman muda se-Nusantara,

Pada akhir pekan kali ini, saya ingin berbicara sedikit tentang pengampunan. Apa sebenarnya pengampunan itu? Setiap orang pasti pernah mengalami rasa sakit hati dan kesedihan karena seseorang telah melukai perasaan kita. Tidak ada manusia yang tidak pernah merasakan sakit hati dan kesedihan. Sama seperti saya, saya juga beberapa kali mengalami kekecewaan dan sakit hati. Namun, saya tidak ingin membiarkannya berlarut-larut karena saya memahami arti PENGAMPUNAN.

Bagi saya, pengampunan adalah tindakan kasih, kemurahan hati, dan anugerah yang diberikan kepada orang yang telah menyakiti kita. Pengampunan adalah keputusan untuk tidak menyimpan dendam terhadap orang yang bersalah terhadap kita.

Dalam Yohanes 3:16-17, kita diberitahu tentang berita yang begitu indah, “Karena kasih Allah begitu besar terhadap dunia ini, sehingga Dia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan memiliki hidup yang kekal. Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya melalui Dia.” Sejauh ini, pengampunan terdengar mudah, bukan?

Kita tidak bisa melakukan apa-apa untuk mendapatkan pengampunan. Kita tidak dapat membeli pengampunan dari Allah. Kita hanya dapat menerimanya dengan iman, melalui anugerah dan kemurahan Allah.

Siapa yang tidak pernah merasa sakit hati? Tentu saja, setiap orang pernah mengalami rasa sakit hati dalam hidupnya. Baik dalam lingkungan keluarga, persahabatan, maupun dalam masyarakat. Seperti perasaan sedih dan bahagia, rasa sakit hati adalah bagian yang wajar dalam kehidupan manusia. Terutama karena manusia adalah makhluk sosial, dan dalam setiap interaksinya, tidak ada yang terhindar dari kesalahan. Ada banyak alasan yang dapat memicu perasaan ini, mulai dari perbedaan pendapat, kata-kata yang menyakitkan, konflik, ketidakcocokan, hinaan, atau meremehkan. Dari setiap sakit hati, biasanya tumbuh benih-benih ketidakmauan untuk mengampuni.

Setiap orang pasti memiliki luka, dan luka tersebut bisa meninggalkan bekas fisik pada tubuh kita. Bekas luka tersebut seringkali sulit untuk  hilang sepenuhnya, meskipun bisa memudar seiring berjalannya waktu. Ketika kita melihat bekas luka itu, kita akan teringat bagaimana luka tersebut terjadi dan di mana serta kapan peristiwa itu terjadi. Inilah kebiasaan manusia yang lebih mengingat hal-hal negatif atau menyakitkan daripada hal-hal positif dan pemberkatan. Kita perlu melepaskan kepahitan, dendam, dan kekecewaan yang pernah kita alami dalam hidup kita, oleh siapapun dan kapanpun. Berdoalah, “Ampunilah kami akan dosa-dosa kami, sebagaimana kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami (Matius 6:12, 14-15). Ingatlah, “Jika kamu mengampuni kesalahan orang lain, Bapamu yang di surga juga akan mengampuni kamu. Tetapi jika kamu tidak mengampuni orang lain, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” Oleh karena itu, “Berusaha untuk hidup damai dengan semua orang dan mengejar kekudusan, karena tanpa kekudusan, tidak ada yang akan melihat Tuhan. Jagalah agar tidak ada yang menjauh dari kasih karunia Allah, sehingga akar kepahitan tidak tumbuh, yang bisa menimbulkan kerusuhan dan mencemarkan banyak orang” (Ibrani 12:14-15). Mengampuni adalah sebuah sikap dan pilihan bijak.

Banyak orang yang merasa terluka berpendapat bahwa mereka adalah korban, sehingga sulit bagi mereka untuk mengampuni lebih dahulu. Mengampuni adalah sikap yang berasal dari hati kita sendiri, bukan dari orang lain. Firman Tuhan mengatakan, “mata ganti mata, gigi ganti gigi, … tetapi Aku berkata kepadamu, jangan melawan orang yang berbuat jahat kepada kamu” (Matius 5:38-39). Siapkah kita untuk mengasihi dan mengampuni orang yang telah menyakiti kita?

Mari kita membuat keputusan sekarang untuk mengampuni orang yang telah melukai hati kita. Mintalah kekuatan dari Tuhan agar kita mampu mengampuni. Ingatlah bahwa pengampunan yang kita berikan akan membebaskan seseorang dari penjara dan beban berat yang mereka pikul, dan orang itu adalah diri kita sendiri.

Ayo kita memiliki hati yang penuh kasih dan siap untuk mengampuni.

Tuhan memberkati. Pace e bene

 

Fenansus Ngoranmele